Meniru: 11 istilah yang wajib diketahui
Read in English
Ada sebuah kepercayaan yang dipegang teguh oleh budaya kita, yaitu keaslian adalah sebuah hal yang murni, suci, dan harus dilindungi. Walter Benjamin menilai bahwa “aura” orisinalitas hilang ketika dijiplak dan disebarluaskan. Namun, hal ini sudah berubah seiring perkembangan zaman, di mana publisitas sudah menjadi nilai tukar dan sering digunakan sebagai mata uang.
Jean Baudrillard memperkenalkan istilah simulacra, yaitu jiplakan yang menggambarkan benda tanpa orisinalitas - suatu hal yang lazim saat ini mengingat banyak produk turunan yang tidak diketahui asal usulnya.
“Mulailah meniru apa yang kamu sukai. Tiru tiru tiru tiru. Di akhir proses meniru, kamu akan menemukan dirimu,” ucap desainer asal Jepang Yohji Yamamoto. Akan tetapi, apakah kita benar-benar menemukan diri kita? Apakah cara itu bisa dibenarkan demi hasilnya? Diskusi mengenai topik ini selalu berjalan alot.
Pembahasan tentang fenomena tiru meniru menjadi lebih sulit karena seringkali istilah-istilah yang digunakan kurang tepat. Diskusi sering menemui jalan buntu karena kurangnya pemahaman mengenai istilah-istilah dalam topik ini.
TFR merangkum beberapa istilah yang umum digunakan dalam praktik tiru meniru beserta definisi dan contohnya.
Counterfeit
Dikenal juga dengan sebutan KW atau tiruan, yaitu barang yang diciptakan untuk dinyatakan sebagai barang asli. Istilah utamanya adalah menipu karena tujuannya adalah untuk mengelabui. Tas KW Hilamayan Birkin, KW Premium, KW Super 2, KW Super 1 termasuk dalam kategori counterfeit. Barang tiruan ilegal untuk diproduksi, tapi tidak ilegal untuk dibeli.
Sayangnya, lemahnya penegakan hukum, ditambah dengan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China, membuat Indonesia menjadi surga bagi industri produk tiruan. Konsekuensi hukum dan sosial tidak cukup berat untuk menghentikan praktik ini. Proses pengadilan kekayaan intelektual memerlukan waktu paling tidak empat tahun, dan banyak produk tiruan diproduksi di pabrik sweatshop yang juga sering dijadikan tempat pencucian uang.
Sebaliknya, di Amerika Serikat, pelanggaran pertama dikenakan ancaman denda sebesar $2 juta dan 10 tahun penjara.
Replika
Replika adalah cetakan barang orisinal yang dibuat atas izin pemegang merek untuk keperluan pameran. Replika dikenal juga dengan sebutan model atau dummies. Contohnya, ‘Fountain’ karya Marcel Duchamp memiliki 16 replika yang dibuat atas izin penyelenggara pameran karena karya aslinya hilang. Istilah ini juga sering digunakan pembuat barang tiruan untuk menjual produknya agar terkesan sah.
Fake
Atau palsu adalah barang yang menyerupai barang asli yang diciptakan tanpa izin. Perlu dicatat bahwa semua barang tiruan atau counterfeit adalah palsu, tetapi tidak semua barang palsu adalah barang tiruan. Contohnya, uang palsu yang dibuat untuk dibakar dalam ibadah adalah uang palsu, bukan tiruan. Uang palsu yang dibuat untuk tujuan digunakan sebagai alat tukar adalah uang palsu dan tiruan.
Plagiarisme
Menyatakan kepemilikan atas sebuah ide atau gagasan yang diciptakan oleh orang lain tanpa mengakui sumber dan pencipta aslinya. Tra My Nguyen, seorang mahasiswa Berlin University of Arts, menuduh Balenciaga menjiplak hasil karyanya untuk kampanye. Sebelumnya, pihak Balenciaga meminta Tra mengirimkan portofolionya, namun perusahaan tidak mengakui karyanya.
Knock-off, dupe, imitasi
Barang dengan penampilan menyerupai produk lain tanpa merek produk aslinya. Knock-off sering digunakan untuk tas Casette yang bukan buatan Bottega Veneta, baik versi murah maupun mahal. Knock-off juga digunakan untuk menyebut produk fast fashion.
Dupes digunakan untuk menyebut produk kecantikan dengan harga terjangkau dengan kualitas atau warna yang serupa dengan merek mewah. Dupes dianggap sebagai alternatif dari produk mewah.
Kedua kategori ini tidak illegal, tetapi bisa dibawa ke pengadilan oleh merek aslinya.
Imitasi adalah istilah setara knock-off dan dupes, tetapi digunakan untuk perhiasan.
Bootleg
Produk yang dengan sengaja dibuat untuk terlihat palsu. Kepopuleran Tommy Hilfiger pada tahun 90-an mendorong banyak orang membuat produk Sports-sebuah seri yang tidak pernah ada.
Kaus dengan logo DHL ciptaan Vetements adalah bootleg. Gucci malah memproduksi pakaian model bootleg yang terinspirasi dari produk bootleg Gucci.
Reproduction
Atau memproduksi ulang suatu produk dari sumber resminya. Mattel memproduksi ulang Barbie gaya vintage yang pertama kali diluncurkan tahun 1994. Sejak saat itu, Mattel meluncurkan setidaknya satu Barbie vintage setiap tahun dan menggunakan bentuk badan Barbie orisinal.
Off-brand
Kategori ini mengacu kepada produk dan belum tentu merek. Jaringan supermarket seperti Hero, Carrefour, dan Giant sering memproduksi produk pengganti. Contoh klasik dalam kategori ini adalah Tensoplast yang merupakan off-brand dari Hansaplast, yang sebetulnya adalah produk off-brand dari Band-Aids. Merek yang bukan penggagas utama sering, meski tidak selalu, menggunakan bahan dengan kualitas yang lebih rendah.
Homage
Karya yang diciptakan sebagai penghormatan untuk seseorang atau suatu produk. Contohnya, koleksi musim gugur Versace tahun 2012. Donatella Versace menciptakan koleksi tersebut sebagai penghormatan kepada Gianni Versace yang meninggal karena ditembak beberapa hari sesudah peragaan busana couturenya.
Appropriation
Menggunakan sesuatu tanpa mengikuti tujuan awalnya dan tanpa persetujuan maupun izin. Yang paling sering kita dengar adalah cultural appropriation, yaitu menggunakan tradisi dan peninggalan budaya lain secara tidak pantas - biasanya pihak yang dominan mengambil dari pihak yang tertindas. Gaya rambut cornrow dan dreadlocks serta turban adalah contoh paling umum. Masyarakat yang menciptakan budaya tersebut seringkali dikucilkan karena mengenakannya, sementara masyarakat dari etnis lain tidak.
Parodi
Menjiplak sebuah gaya dengan humor dan dilebih-lebihkan. Direktur kreatif Moschino, Jeremy Scott, dikenal sebagai desainer yang sering memparodikan budaya pop seperti Barbie, McDonald’s, dan Hershey’s. Parodi logo yang dikenal sebagai plesetan juga sempat menjadi tren pada awal tahun 2010 dengan slogan seperti “Ain’t Yves Without Laurent.”
Kamengski, merek pakaian asal Indonesia, juga mempopulerkan parodi dengan desain-desainnya yang berkesan. Beberapa yang terkenal adalah logo Hypermart yang diparodikan menjadi tulisan hypebeast dan logo merek Palace yang diganti dengan kata Segitiga Biru Bogasari.
Di beberapa negara, parodi termasuk dalam penggunaan wajar karena karya aslinya dimodifikasi seluruhnya untuk satir atau humor. Tetapi, hal ini tergantung pada merek yang diparodikan, terutama merek mewah. Merek mewah biasanya tidak suka logo mereka dijadikan parodi. Kalau merek yang memparodikan merek lain dibawa ke pengadilan, hakimlah yang akan menentukan apakah parodi tersebut termasuk dalam penggunaan wajar.
Di Indonesia, UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis tidak menyatakan parodi sebagai penggunaan wajar. Merek yang terdaftar merupakan hak eksklusif pemegang merek.