TFR

View Original

"Art Wedding" jadi konsep baru komunikasikan seni ke publik

Seorang seniman muda dari Yogyakarta, Nizar Mohamad, kembangkan konsep baru pameran seni yang disebut sebagai “Art Wedding”. Bahkan, konsep itu bertumbuh menjadi model bisnis dan layanan terbaru yang tersedia dalam platform ARTOPOLOGI dan bisa disaksikan pada pameran "REKAM MASA".

Lantas, apa "Art Wedding" itu sebenarnya? “Art Wedding” merupakan bentuk pameran seni yang merespon kebutuhan sebuah pernikahan. Pameran ini juga menjadi alternatif bentuk pernikahan, dan membuka kesempatan bagi keluarga dan kerabat mempelai untuk menjadi kolektor seni. 

Pada sebuah kesempatan Rabu (19/10) lalu, Nizar yang kini menjadi kurator pun menjelaskan kepada TFR tujuan dari model persilangan seni dan juga acara pernikahan yang diinisasinya tersebut. 

“Art Wedding diharap mampu meningkatkan kesadaran seni kepada masyarakat lebih luas. Art Wedding menjadi teman yang membawa keharmonisan dalam pernikahan,” jelas Nizar.

Konsep ini ternyata pertama kali digarap Nizar karena sebuah gurauan bersama rekan senimannya, Alif Edi Irmawan dari Surabaya, untuk pernikahan kakak Nizar pada Januari, awal tahun ini. 

“Ide membuat Art Wedding awal nya berasal dari bercandaan. Di mana kakak, Nadia Makhya membicarakan dan membayangkan bagaimana pernikahannya nanti. Pada saat itu, secara spontan saya mengutarakan ide dengan mengatakan “masukin karya2 aja di nikahan” yang ternyata berlanjut pada konsep pengemasan secara keseluruhan,” cerita Nizar kepada TFR tentang awal konsep ini dibangun.

Meski bermula dari candaan, demi menghadirkan “Art Wedding” yang menyeluruh dan menjaga kesakralan pernikahan, Nizar dan Alif melalui pengonsepan selama dua bulan penuh.

Setelah konsep dikembangkan jadi tema pameran “Art Wedding”, selama empat bulan, produksi karya seni pop up, instalasi, video mapping, tata cahaya, keruangan dan rangkaian bunga, dilakukan mereka bersama rekan-rekan seniman pilihan mereka. Proses itu terbilang mirip dengan kuratorial pameran. 

Akan tetapi, menurut Nizar, yang membedakan “Art Wedding” dengan pameran seni lainnya adalah lokasi dan klien yang melibatkan kedua pasangan, tak terkecuali tujuan dari perhelatan seni tersebut. 

Di sisi lain, durasi dan proses penggarapannya pun tak dapat disamaratakan. Pasalnya, "Art Wedding" selalu menyesuaikan (customizing) masing-masing kebutuhan mempelai dan keluarganya. Sehingga proses penggarapannya dapat berbeda-beda tergantung kebutuhan dan permintaan. 

Garapan "Art Wedding" pertama Nizar itu pun menuai antusiasme. “Seorang tamu undangan bernama Bisma Hakim menulis cuitan di Twitter tentang Art Wedding. Cuitan tersebut mendapat 6.991 cuitan ulang (retweets), 2.198 cuitan kutipan (quote tweet), dan 47.900 suka (likes),” cerita Nizar kepada TFR.

“Dalam lingkup kesenian sendiri, saya beberapa kali bertemu seniman-seniman serta kurator, menyambut ide itu dengan menarik. Di mana bentuk pengemasan saat ini justru lebih bisa diterima oleh banyak orang, serta memberikan hal positif juga bagi ekosistem seni,” lanjut Nizar.

“Art Wedding” yang temanya dikembangkan mempelai dan keluarganya ini pun menjadi perhelatan seni dan pernikahan yang ditujukan bagi keluarga itu sendiri. Sehingga, Nizar bersama sebuah platform jual beli jasa dan karya seni terbaru, ARTOPOLOGI mengembangkan konsep "Art Wedding" dengan mengusung tema "Family can be collector" atau keluarga juga bisa menjadi kolektor seni.

Rupanya, layanan "Art Wedding" dari Nizar dan ARTOPOLOGI berlaku sebagai Wedding Planner and Organizer (WO) yang, “Memudahkan para calon klien -baik calon pengantin dan WO– untuk berkomunikasi ataupun mencari karya yang dapat ditampilkan,” pungkas Nizar. 

Konsep ini pun nantinya akan dipamerkan dalam perhelatan garapan ARTOPOLOGI "REKAM MASA" di Museum Nasional, Jakarta, mulai hari ini 28 Oktober hingga 6 November 2022. Informasi lebih lanjut mengenai "REKAM MASA" dapat diakses melalui laman Instagram dan situs resmi ARTOPOLOGI.