TFR

View Original

BAIK ART, galeri seni Amerika Serikat pertama yang buka cabang di Jakarta

Setelah delapan tahun berdiri di Los Angeles (LA) dan enam tahun di Seoul, BAIK ART membuka ruang galeri terbarunya di Jakarta untuk memperkuat pertukaran antar pelaku seni global.

Direktur BAIK ART Jakarta Jonathan Harjo,mengatakan kepada TFR (16/11) bahwa ini ialah kali pertama sebuah galeri asal Amerika Serikat mendirikan ruangnya di Indonesia. Lantas, mengapa di Jakarta?

Susan Baik, pecinta seni dan diaspora Korea Selatan yang telah menetap di Los Angeles, mengungkap pilihan lokasi tersebut diambil lantaran, “Ini sebuah transisi yang terasa natural.”

Tidak hanya itu, selama ini BAIK ART ternyata telah menjalin kerja sama dengan sejumlah seniman asal Indonesia di berbagai daerah. Pertama kali dengan Heri Dono, seniman senior asal Yogyakarta.

“Ini semua tentang hubungan, sejak Heri Dono menjadi seniman undangan untuk program residensi kami di Korea Selatan (Korsel), kami mulai terhubung dengan seniman Indonesia. Lalu kami bertemu Mella Jaarsma, dan membuat residensi di Cemeti Yogyakarta,” ujar Susan kepada TFR (16/11).

Menariknya, bagi Susan, menyaksikan komunitas dan ragam kesenian di nusantara, khususnya Yogyakarta, merupakan pengalaman yang tak didapatkan di belahan dunia lainnya. 

“Saya rasa sangat banyak pertukaran dari Indonesia, banyak sekali seniman dengan metode, medium, bahasa, cara komunikasi yang beragam, dan banyak bahasan yang bisa diangkat (dalam karya),” tutur Susan.

Pasalnya sejak awal berdiri, BAIK ART telah menempatkan fokus pada karya seni kontemporer yang mengangkat isu dan diskusi tentang keberagaman, globalisasi, dan diaspora budaya. 

Hal itu kemudian mendorong BAIK ART untuk mengutamakan program residensi dan pameran yang menyajikan keragaman isu sosial, politik, dan budaya dari para seniman.

Di sisi lain, baik Susan maupun Direktur BAIK ART Jakarta Jonathan mengatakan bahwa galerinya diharapkan dapat menjadi jembatan antara dunia seni lokal dengan global. 

Salah satunya dengan menghadirkan banyak karya seniman kontemporer internasional di BAIK ART Jakarta sebagai upaya, “mengedukasi ekosistem seni Indonesia terhadap perkembangan karya di luar.”

Upaya tersebut tercerminkan pada pameran pertama BAIK ART Jakarta yang bertajuk “TUMPENG”. Betapa tidak, pameran jangka panjang yang telah dibuka pada 16 November hingga 18 Januari tahun depan tersebut, menampilkan 44 karya dari 24 seniman lokal maupun internasional.

Pasalnya, mengambil filosofi dari seremoni ‘tumpengan’, pameran itu menjadi simbol perayaan keterhubungan antar-gagasan, antar-negara, melalui sebuah pameran yang ‘hangat’.

Selama pameran, pengunjung bisa menyaksikan karya “Homage to Marcel Duchamp” dari Heri Dono, karya Restu Taufik Akbar asal Bandung berjudul “(In)Material Truth; Pay No Mind”, dan 14 seniman Indonesia lain. 

Di sisi lain, ada pula lukisan seniman asal Korsel, Kang Mok berjudul “Today” dan "Into a Frame_Pittook Mansion" dari Lim Chang Min yang turut ditampilkan di BAIK Art Jakarta, bersama enam seniman global lainnya.