TFR

View Original

Boohoo mengalami tuduhan rasisme dan pelecehan seksual di gudangnya

Boohoo Group tersandung tuduhan dengan klaim rasisme dan kekerasan seksual di gudangnya yang terletak di Burnley, Lancashire. Hal ini menyusul laporan dari operasi yang dilakukan The Times.

Melansir The Industry Fashion (23/11), laporan itu menyorot klaim para pekerja gudang yang dipaksa berjalan lebih dari 10 mil atau sekitar 16 km per shift, bahkan saat suhu malam hari 32 derajat Celcius.

Tidak hanya itu, para staf gudang yang melabeli diri mereka sendiri sebagai “budak” itu mengaku kerap mengalami tindakan rasisme hingga kekerasan seksual. Selain itu, mereka tidak mendapatkan pelatihan memadai ataupun perlengkapan kerja sesuai, yang mengutamakan keamanan dan keselamatan. 

Mereka juga mengaku bahwa gudang tersebut memiliki tingkat pertukaran karyawan yang cepat dan target yang melelahkan. Kondisi tersebut menyebabkan banyak pekerja yang pingsan saat bekerja. Bahkan setidaknya sebulan sekali pasti ada ambulans yang datang ke gudang tersebut.

Melansir sumber yang sama, reporter undercover yang menyelidiki kasus ini juga harus bekerja 16 km setiap shift-nya, yang mana ini lebih dari jumlah rata-rata yang diklaim oleh pihak perusahaan.

Terkait bayaran yang diterima para pekerja, mereka dibayar sebesar £11 atau sekitar Rp179.000 per jam untuk shift yang berlangsung hingga 12 jam. Selain itu, mereka dipantau melalui perangkat scanning yang dipakai di lengan dan menginstruksikan pekerja ke mana mereka harus pergi selanjutnya.

Setelah waktu pelatihan yang cukup singkat, mereka diharapkan memenuhi target 130 item per jam. Sejumlah hal yang menjadi sorotan dari investigasi reporter undercover tersebut di antaranya ialah:

  • Staf komplain diperlakukan bak “hewan ternak” dengan adanya manajer yang memberikan waktu untuk pergi ke kamar mandi dan tak adanya uang saku bila ada cedera saat bekerja.

  • Pekerja asal Pakistan dilaporkan oleh atasannya yang merupakan orang kulit putih untuk bekerja di bagian paling panas pada gudang, sementara staf berkulit putih ditugaskan bekerja di lingkungan yang lebih dingin.

  • Para pekerja mengeluhkan adanya kekerasan seksual. Dalam satu kasus, korban pelecehan seksual yang melaporkan kejadian tersebut dituduh berbohong oleh sang manajer dan dilarang untuk mendiskusikan kejadian tersebut.

Mengenai kasus ini, juru bicara jenama Boohoo telah memberikan tanggapannya sekaligus pembelaannya dan mengatakan menanggapi setiap klaim dengan sangat serius. Akan tetapi, ia mengimbau untuk tidak mempercayai foto kondisi gudang tersebut yang beredar di internet.

“Selama beberapa tahun terakhir kami telah mengundang dan menerima perwakilan dari organisasi eksternal, otoritas, dan orang-orang,” ujar juru bicara perusahaan tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “Memastikan orang-orang kami aman dan nyaman di tempat kerja mereka merupakan prioritas utama kami. Maka dari itu banyak kolega kami yang memilih untuk bekerja di sini dalam jangka waktu lama.”

Gudang yang telah beroperasi selama 12 tahun itu diklaimnya memiliki tim luar biasa dan merupakan bagian terpenting dalam bisnis mereka dan komunitas lokal. 

Setelah kabar mengenai kasus ini beredar di internet, saham Boohoo Group anjlok hingga 3% dan dilaporkan mengalami penurunan profit hingga 13% dalam enam bulan terakhir.