TFR

View Original

Bob Dylan minta maaf karena tanda tangan buku pakai autopen

Bob Dylan memohon maaf atas kesalahannya usai diketahui menandatangani buku menggunakan autopen untuk salinan buku terbarunya yang sebelumnya diiklankan akan ditandatangani secara manual.

Para penggemar yang telah membayar sebesar $599 atau sekitar Rp9,4 juta untuk satu dari 900 salinan buku terbaru musisi legendaris itu pun marah setelah membandingkan tanda tangan dari setiap buku.

Pasalnya, dalam buku bertajuk “Philosophy of Modern Song” tersebut, penggemar menemukan bahwa tanda tangan penyanyi sekaligus penulis lagu itu di setiap buku memiliki ciri khas yang sama.

Terkait kontroversi yang menyandungnya, Dylan pun buka suara pada Sabtu (26/11) untuk memberikan tanggapannya. Melansir CNN (28/11), Dylan mengaku dirinya terpaksa untuk menggunakan mesin penandatanganan otomatis untuk salinan edisi terbatas bukunya karena masalah kesehatan.

Pasalnya, ia sempat mengalami vertigo cukup parah hingga tidak bisa menandatangani langsung buku-buku tersebut.

“Saya telah menandatangani setiap cetakan seni selama bertahun-tahun, dan tidak pernah ada masalah apa pun,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di halaman Facebook miliknya.

Dylan mengaku kerap mengalami vertigo sejak 2019 hingga masa pandemi beberapa tahun belakangan.

“Butuh lima kru yang bekerja dekat dengan saya untuk membantu sesi penandatanganan, dan kami tidak menemukan cara yang aman dan efektif untuk menyelesaikan apa yang harus saya lakukan ketika virus (COVID-19) menyebar,” ungkapnya lagi pada unggahan yang sama.

Tidak hanya itu, Dylan juga mengatakan bahwa dirinya merasa tertekan dengan deadline yang ada di kontraknya, sehingga muncullah tawaran untuk melakukan tanda tangan dengan autopen.

“Ide mengenai penggunaan autopen ditawarkan ke saya, bersamaan dengan jaminan bahwa hal seperti ini dilakukan ‘setiap saat’ di dunia seni dan literatur,” ujar Dylan.

Ia turut mengatakan bahwa ini merupakan kesalahan penilaian dan ingin segera memperbaikinya. Musisi berusia 81 tahun itu menutup pernyataannya dengan penyesalan dan mengatakan tengah bekerja sama dengan penerbit Simon & Schuster serta sejumlah mitra lainnya untuk memperbaiki situasi ini.