Karya seni tak kasat mata tahun 60an milik Yves Klein dengan konsep menyerupai NFT akan dilelang dengan harga hampir Rp8 miliar
Sebelum kemunculan NFT, nyatanya seniman asal Perancis Yves Klein telah memperkenalkan konsep hanya mendapatkan tanda terima dari karya seni tak kasat mata miliknya.
Melansir The Art Newspaper, dalam tiga tahun terakhir masa hidupnya pada 1959-1962, Klein menjual sembilan versi karya seni “zone de sensibilité picturale immatérielle” (zona immaterial) yang merupakan area ruang kosong yang tidak terlihat dan tidak berwujud.
Dalam proyek seni ini, pembeli harus menukarkan karya seni dengan emas murni. Pembeli tidak menerima apa pun selain “konsep” dari karya seni ini dan sebuah kuitansi atau tanda terima yang menyerupai sebuah cek bank.
Pembeli dapat memilih apa yang akan dilakukan terhadap kuitansi dan karya seni itu. Pertama, menyimpan kuitansinya sehingga dapat memperjualbelikan karya seni tersebut. Sementara itu, Klein akan membuang emas hasil pembelian ke sungai Seine
Kedua, membakar kuitansi tersebut dalam sebuah ritual Jika pembeli memilih untuk membakarnya, berarti karya seni ini hanya menjadi bagian intrinsik antara pembeli dan Klein dan keberadaannya akan hilang jika pembeli meninggal dunia.
Beberapa tanda terima dari karya seni milik Klein masih ada hingga sekarang dan salah satunya akan dilelang oleh Sotheby’s Paris pada 5 April. Tanda terima ini akan dilelang dengan harga Rp4,7 miliar-Rp7,9 miliar.
Tanda terima ini berasal dari kepemilikan penasihat seni dan kurator Loïc Malle, yang membelinya 35 tahun lalu. Tanda terima ini merupakan tanda terima yang paling banyak dipamerkan, termasuk dalam pameran di Reina Sofia di Madrid dan Centre Pompidou di Paris.
Sebelum jatuh ke tangan Malle, tanda terima itu dibeli oleh pialang seni asal Perancis Jacques Kugel, salah satu dari sedikit pembeli yang berpartisipasi dalam pertunjukan Klein.