Burberry larang penggunaan kulit eksotis pada produknya
CEO baru Burberry Jonathan Akeroyd pada Rabu (18 Mei) mengkonfirmasi larangan menggunakan kulit eksotis di koleksi mendatang.
Merek mewah asal Inggris tersebut sebelumnya telah melarang penggunaan bulu asli dan angora pada September 2018, tetapi kebijakan kesejahteraan hewannya menunjukkan bahwa mereka masih menggunakan kulit eksotis, seperti ular piton, burung unta, dan buaya.
Langkah yang dilakukan Burberry terinspirasi dari kampanye yang gencar dilakukan oleh para aktivis hak-hak binatang dan merek mewah lainnya, termasuk Chanel, Victoria Beckham, Jil Sander, dan Mulberry.
Selama pandemi Covid-19, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) juga telah membeli saham Burberry. Wakil Presiden PETA Mimi Bekhechi mengatakan bahwa mereka turut senang bahwa setelah bertahun-tahun tekanan dari entitas PETA, Burberry akhirnya tidak akan menggunakan kulit eksotis. Pasalnya, dalam pertemuan tahunan Burberry tahun lalu, PETA UK bertanya-tanya kapan Burberry akan memenuhi komitmen mereka untuk tidak menggunakan kulit eksotis.
“Kami tetap teguh dalam komitmen kami untuk membuat perbedaan positif bagi manusia, planet, dan komunitas, dan fondasi kuat yang telah kami tetapkan mendukung ambisi baru kami untuk menjadi iklim positif pada 2040,” kata Kepala Operasional dan Keuangan Burberry Julie Brown.
“Dan sebagai merek mewah modern, saya senang untuk mengonfirmasi hari ini bahwa kami telah melarang penggunaan eksotik dalam koleksi masa depan, membangun komitmen yang kami buat beberapa tahun yang lalu untuk bebas dari bulu,” lanjutnya.