TFR

View Original

Setidaknya 30 persen tim rekrutmen Twitter terkena PHK

Saat ini, rasanya mendengar kabar PHK massal dari sebuah perusahaan tech tak lagi menjadi hal yang asing di telinga. Melansir Techcrunch, Q1 sejumlah perusahaan yang kurang memuaskan memberikan momen tidak menyenangkan bagi para pekerja di dalamnya. Diduga bahwa setidaknya 30.000 karyawan perusahaan tech telah di PHK dalam kurun dua bulan terakhir. Salah satunya adalah Twitter.

Jumat lalu (8/7), Twitter dilaporkan telah memberhentikan 30% dari tim talent acquisition (rekrutmen), setelah penundaan perekrutan di seluruh perusahaan. Menurut TechCrunch, Twitter telah mengonfirmasi PHK tersebut tapi menolak untuk memberikan rincian jumlah karyawan yang terdampak.

Disinyalir rupanya para karyawan Twitter telah menghadapi momen ketidakpastian sejak Mei tahun ini setelah desas-desus pengambilalihan perusahaan oleh Elon Musk. Bahkan pada bulan yang sama, CEO Parag Agrawal, yang tadinya diperkirakan akan turun dari posisi setelah Twitter diakuisisi Elon Musk, telah memberhentikan dua posisi eksekutif, General Manager Kayvon Beykpour dan Pemimpin Revenue Produk Bruce Falck. Di samping itu, perusahaan juga melakukan penundaan perekrutan.

“Efektif mulai minggu ini, kami menunda sebagian besar perekrutan dan pengisian ulang, kecuali untuk peran penting bisnis. Kami juga menahan biaya non-tenaga kerja untuk memastikan kami bertanggung jawab dan efisien,” kata juru bicara Twitter kepada TechCrunch.

Tak hanya dua eksekutif yang diberhentikan, posisi lainnya yang turut terkena pemutusan hubungan kerja oleh Agrawal adalah Kepala Divisi Desain, dan dua posisi kepala lainnya dari Divisi Keamanan.

PHK massal dari Twitter ini tampaknya tidak lagi mengagetkan, mengingat penurunan saham Twitter sejak April dan kasus pembatalan perjanjian oleh Elon Musk baru-baru ini. Juru bicara Twitter juga angkat bicara dengan menyampaikan rencananya untuk mengirimkan paket pesangon dan karyawan tim rekrutmen akan menjadi sasaran utamanya, mengingat terjadinya penundaan perekrutan.

Di sisi lain, pada Mei lalu melalui akun Twitter pribadinya Agrawal menyatakan bahwa perubahan dalam sejumlah posisi dilakukan berdasarkan kebutuhan perusahaan. Meskipun tak dimungkiri banyak yang mempertanyakan urgensi perubahan apabila pada akhirnya akan diakuisisi oleh Elon Musk.

Meski belum diketahui lebih jelas dampak apa yang akan diberikan Musk kepada karyawan Twitter. Melansir TechCrunch (13/5), Musk menanggapi kekhawatiran PHK massal Twitter usai akuisisi benar-benar terjadi. "Saat ini, pengeluaran melampaui pendapatan. Ini bukanlah situasi yang baik," ujar Musk.