TFR

View Original

Snapchat setuju untuk membayar sebesar $35 juta atas gugatan privasi

Perusahaan induk Snapchat, Snap, telah mencapai penyelesaian $35 juta dalam gugatan class action di Illinois. Gugatan tersebut menuduh bahwa filter dan lensa Snapchat melanggar Undang-Undang Privasi Informasi Biometrik (BIPA) negara bagian dengan mengumpulkan dan menyimpan data biometrik tanpa persetujuan pengguna.

Pasalnya, melansir The Verge (23/8), Illinois dikenal memiliki beberapa undang-undang paling ketat dalam hal perusahaan yang mengumpulkan informasi biometrik penduduk, termasuk sidik jari, pemindaian iris dan retina, serta pemindaian wajah. 

Undang-undang negara bagian mengharuskan perusahaan untuk memberi tahu orang-orang secara tertulis mengapa data biometrik mereka dikumpulkan dan berapa lama akan disimpan serta melarang penjualan ataupun transfer data.

Penduduk Illinois yang menggunakan lensa dan filter antara 17 November 2015 hingga saat ini mungkin memenuhi syarat untuk potongan pembayaran, diperkirakan antara $58 dan $117, menurut Chicago Tribune. Penyelesaian masih memerlukan persetujuan akhir, tetapi pengguna yang merasa memenuhi syarat memiliki waktu hingga 24 September untuk mengajukan klaim.

Akan tetapi, di sisi lain juru bicara Snap, Pete Boogaard membantah hal tersebut. Boogaard mengatakan bahwa lensa Snapchat tidak mengumpulkan data biometrik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang tertentu atau terlibat dalam identifikasi wajah. 

Tidak hanya itu, Boogaard juga menambahkan bahwa data yang digunakan oleh lensa tetap berada di perangkat seluler pengguna dan tidak dikirim ke server Snap.

“Meskipun kami yakin bahwa Lensa tidak melanggar BIPA karena sangat berhati-hati. Dan sebagai bukti komitmen kami terhadap privasi pengguna, awal tahun ini kami meluncurkan pemberitahuan persetujuan dalam aplikasi untuk Snapchatters di Illinois,” kata Boogaard.

Menurutnya, filter yang digunakan untuk mengidentifikasi mata atau hidung dari penggunanya, tidak pernah digunakan untuk mengidentifikasi mata atau hidung seseorang secara khusus.

Selain Snapchat, terdapat beberapa perusahaan raksasa teknologi lainnya yang juga pernah tersandung masalah yang sama, diantaranya Google, Tiktok, dan Meta.