Menolak berhenti bikin gim, Hideo Kojima mau jadi AI setelah mati
Pengembang gim ternama Hideo Kojima mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa dirinya punya keinginan untuk menjadi AI (Artificial Intelligence) setelah tutup usia demi terus membuat gim.
Dalam wawancaranya dengan IGN Asia Tenggara akhir 2022 lalu (22/12), pembuat gim berusia 59 tahun asal Jepang tersebut mengungkapkan hal yang cukup mengejutkan itu.
“Saya akan tetap memimpin (KOJIMA PRODUCTION) selama saya hidup… Tapi ya, mungkin saya akan menjadi AI agar bisa tetap hadir (di perusahaan),” ujar pembuat gim “Death Stranding” itu.
Rupanya, jawaban itu diberikan Kojima setelah ditanya tentang masa depan perusahaannya, KOJIMA PRODUCTIONS, yang mungkin akan masih berjaya hingga 50 bahkan 100 tahun ke depan.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa dalam berkreasi seseorang memerlukan stimulus yang tepat.
Maka, itu penulis kelahiran 1963 ini mengatakan, “Jadi bayangkan saya bisa tetap berkolaborasi dengan siapa pun untuk membuat hal baru, bahkan ketika saya menjadi AI.”
Dalam wawancara yang sama, Kojima juga sempat menjelaskan pandangannya tentang kemampuan AI, ketika membicarakan tentang gim “Death Stranding” garapannya.
“Cepat atau lambat, kita akan berada di dunia di mana AI menengahi kehidupan kita, membuat kita bisa berinteraksi tanpa harus berbicara secara langsung,” imbuh Kojima.
Namun menariknya, ia lanjut mengujar, “ada potensi bahaya ketika semuanya terlalu terhubung,” yang seakan menunjukkan rasa campur aduk dirinya terhadap perkembangan AI.
Pasalnya, semasa hidupnya, Kojima terbukti berhasil mencetak sederet gim populer. Mulai dari gim techno-thriller “Metal Gear” (1987), petualangan visual cyberpunk “Snatcher” (1988) yang diterbitkan Konami, hingga “Death Stranding” (2019) yang diterbitkan perusahaannya sendiri.
Beberapa tahun silam, tepatnya pada 2015 pria itu mendirikan studio independen yang menggarap gim, yakni KOJIMA PRODUCTIONS yang digaet SONY INTERACTIVE ENTERTAINMENT pada tahun sama.
Perusahaannya dikenal dengan maskot “Ludens”, diambil dari istilah Homo Ludens (seorang pemain) yang jadi jargon perusahaannya, “Dari Sapiens ke Ludens, Kami adalah Homo Ludens”.