Dubai rancang proyek jalan tol indoor berkelanjutan sepanjang 93 km
Kontraktor bernama URB ajukan rencana pembangunan jalan tol ber-AC sepanjang 93 km yang ditujukan untuk para pesepeda dan pelari.
Melansir CNN (9/2), proyek ambisius dengan fokus isu lingkungan ini direncanakan berbentuk ruangan tertutup dan akan menjadi “jalan tol sustainable (berkelanjutan).”
Ternyata, URB pun telah memberi nama bagi jalan tol ini, yakni “The Loop” diklaim akan menjadi infrastruktur jalanan bagi pesepeda, pelari, dan pejalan kaki paling pintar di seluruh dunia.
“Proyek ini bertujuan untuk membuat Dubai sebagai kota paling ramah di dunia, untuk dilalui pejalan kaki atau pesepeda,” jelas CEO URB Baharash Bagherian terkait proyek “The Loop”.
Struktur masif dari jalanan sepanjang 93 km ini, rencananya akan diisi oleh pepohonan dan tanaman dengan udara yang dikondisikan dengan metode yang “ramah lingkungan.”
Sistem irigasi di “The Loop” pun rencananya akan 100% daur ulang, sebagai siasat alternatif ramah lingkungan dan mengatasi masalah kelangkaan air di Dubai.
Di sisi lain, listrik proyek URB ini akan dijaring dari daya kinetik.
Namun, proyek ini belum tentu akan terlaksana, pasalnya “The Loop” masih menjadi sebuah rancangan yang baru diajukan URB.
Akan tetapi, Bagherian mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan tol dalam ruangan ini akan dapat digunakan mulai 2040.
Baca juga: Kota satu bangunan sepanjang 170 km Arab Saudi “THE LINE” siap dihuni pada 2030
URB, kontraktor yang berada di balik “Agri Hub”
Dalam beberapa waktu terakhir, URB nampak tengah berfokus pada ‘proyek hijau’ terutama wisata agrikultur, yang disebut sebagai agriturisme.
Proyek yang dimaksud ialah, “Agri Hub” yang menjadi pusat edukasi dan riset, toko perkebunan, dan restoran serta kafe yang mengolah bahan dari perkebunannya sendiri.
Pasalnya, jika proyek itu jadi dijalankan, padang pasir Dubai tengah digadang-gadangkan akan menjadi tolok ukur terbaru dalam hal agrikultur berkelanjutan, edukasi lingkungan, hingga turisme hijau.
Menurut Bagherian, “Agri Hub” yang berdiri di atas tanah sebesar 40 hektar itu, akan membantu pengunjung untuk mengenal dan berpartisipasi langsung dengan praktik-praktik berkelanjutan, serta “akan membuka mata banyak orang.”
“Banyak yang salah memahami agriturisme. Mereka kira itu sekadar berisi soal pemandangan dan alat perkebunan, atau kegiatan memetik buah. Lantas, proyek ini (“Agri Hub”) akan membawa bentuk baru agriturisme yang menguntungkan semua orang,” lanjutnya.
Konsep ekonomi hijau yang diagungkan URB
Lebih lanjut soal “Agri Hub”, Bagherian mengklaim bahwa keterhubungan penjual, petani, dan konsumen di dalam wilayah agriturisme itu, merupakan bentuk ekonomi ‘lebih hijau’ yang menguntungkan orang-orang.
Selain proyek di Dubai tersebut, URB pun terlibat dalam perancangan fase dua “The Sustainable City” Dubai dan beberapa proyek serupa di Yiti, Oman, dan Abu Dhabi.
“Seluruh dunia bergerak menuju ekonomi yang lebih hijau,” ujar Bagherian.
Pasalnya, Bagherian yakin bahwa model ekonomi itu adalah yang “paling kuat yang akan membawa transisi ke keberlanjutan (sustainability).”