TFR

View Original

Gandeng sejumlah komunitas, Dompet Dhuafa berikan edukasi sampah di Jampang

Dompet Dhuafa menggelar kegiatan ramah lingkungan, tepatnya edukasi sampah di Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (16/2) lalu.

Acara yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional 2025 ini berkolaborasi dengan Veritas Edukasi Lingkungan, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Komunitas Nirankara, Mapala Bakti Care, dan Jampang English Village.  

Digelar di Masjid Tazakka, Kampung Jampang, Dompet Dhuafa bertujuan menyebarkan pesan-pesan baik dalam mengelola sampah dan meningkatkan kesadaran ramah lingkungan.

Harapannya, kesadaran terhadap penanganan sampah yang baik di masyarakat dapat ditingkatkan.

Kepala Desa Jampang Wawan Hermawan mengatakan, kolaborasi ini bisa menjadi langkah awal membangun kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah. 

Tidak hanya itu, Wawan pun berharap kegiatan serupa bisa menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sampah di kalangan warga sekitar.

“Dengan adanya kolaborasi ini, ada inovasi terbaru. Lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang berdampak baik terhadap lingkungan, terutama dalam penanganan sampah itu sendiri,” jelas Wawan, dikutip dari siaran pers,  Rabu (19/2).

Wawan pun mengungkapkan, selama ini sampah di Jampang masih dikelola secara umum oleh masyarakat dengan cara yang belum terarah, bahkan sering dibuang sembarangan.

Baca juga: Real time updates penanggulangan bencana bersama DMC Dompet Dhuafa

Disambut antusias oleh warga

Sekitar 70 warga yang didominasi oleh ibu rumah tangga menyambut antusias materi mengenai sampah yang disampaikan oleh Direktur Veritas Edukasi Lingkungan Benedict Wermter.

Persoalan sampah yang dijadikan bahan diskusi oleh Benedict ialah kasus meledaknya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Bandung pada 2005 lalu yang menyebabkan kebakaran permukiman penduduk di sekitar kawasan TPA.

Insiden tersebut terjadi akibat sampah yang menggunung dan longsor, kemudian meledak karena konsentrasi gas metana yang tinggi.

Oleh sebab itu, ia mengajak warga yang hadir untuk memulai perubahan dari perilaku kecil dalam hal konsumsi, yakni dengan mengurangi pemakaian produk yang tidak bisa didaur ulang.

“Kita bisa membuat solusi, kita bisa memecahkan masalah sampah di Indonesia. Itu bukan pekerjaan yang membutuhkan keajaiban, karena setiap orang bisa memulainya besok pagi untuk perubahan perilaku mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan juga dalam pengelolaan sampah,” ujar Benedict yang juga akrab dengan sebutan Bule Sampah di media sosialnya dalam kesempatan sama.

Perwakilan Dompet Dhuafa Ika Akmala pun menegaskan pentingnya edukasi sampah mengenai hal ini kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu agar bisa mengelola sampah dengan lebih bijak.

Menurutnya, ke depannya Dompet Dhuafa akan terus melakukan edukasi serupa. Akan ada pula tindak lanjut dalam bentuk pemantauan terhadap perilaku masyarakat usai kegiatan berlangsung.

“Setelah ini kita akan tetap monitoring kegiatan para ibu dan masyarakat Jampang tentang pengelolaan sampahnya, dan kita ingin tahu sejauh mana perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah di wilayah ini,”  jelasnya.

Wawan kemudian menutup kegiatan, “Mudah-mudahan dengan terselenggaranya kegiatan ini akan membawa dampak yang baik, khususnya untuk masyarakat Jampang, terutama terkait penanganan sampah di wilayah Jampang, khususnya sampah-sampah yang ada di lingkungan rumah tangga.”