Dua pameran seni spesial di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” dan “di sini, d.l.l.”, masih berlangsung dan dapat dinikmati hingga 8 Oktober 2023 mendatang.

Sebelumnya, kedua pameran tersebut telah berlangsung sejak bulan Juni 2023 lalu. “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” merupakan pameran survei besar oleh pasangan perupa asal Filipina, yaitu Isabel dan Alfredo Aquilizan.

Sementara itu, “di sini, d.l.l.” sendiri menampilkan karya-karya penting dari para perupa ternama Indonesia.

Baca juga: Bagaimana tata kelola bisnis museum?

“Somewhere, Elsewhere, Nowhere”: Rayakan 20 tahun praktik kolaboratif 

Bagi kamu yang belum berkesempatan untuk menghadiri pameran “Somewhere, Elsewhere, Nowhere”, pameran ini menampilkan instalasi berskala besar, patung, serta seni gambar yang dibuat oleh pasangan Isabel dan Alfredo Aquilizan selama lebih dari 20 tahun perjalanan berkarya keduanya.

Pasangan yang juga merupakan rekanan artistik ini dikenal karena kerap menggabungkan berbagai material yang mudah ditemukan dalam kesehariannya.

Beberapa material sederhana yang berhasil menggelitik pengunjung sejak pertama dipamerkan pada 24 Juni 2023 lalu di Museum MACAN ialah kardus, sandal jepit, sikat gigi, hingga selimut.

Bagi keduanya, material tersebut merupakan medium sederhana untuk membangkitkan ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, hingga migrasi.

“Kisah kami terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam komunitas dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kolaborasi berperan besar dalam sejarah perjalanan kami, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik kami sebagai perupa,” ujar keduanya beberapa waktu lalu.

Menariknya lagi, sejumlah karya yang ditampilkan dalam pameran “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” dibuat dengan tangan, baik melalui proses lokakarya ataupun dikerjakan dengan bantuan tangan para perajin.

Beberapa instalasi yang ditampilkan dalam pameran ini di antaranya “Dalam Hunian (Di Sini, Di Sana, Di Mana-mana)”, “Dalam Hunian”, “Dalam Sangkar”, “Belok Kiri Jalan Terus”, dan “Last Flight: Project Be-longing”.

Pameran “di sini, d.l.l.” mengeksplorasi kompleksitas sejarah Indonesia

Selanjutnya ada “di sini, d.l.l.” yang menampilkan koleksi milik Museum MACAN, menampilkan narasi mengenai lokasi hingga sejarah Indonesia.

Penggunaan “d.l.l.” sendiri memiliki arti “dan lain-lain” yang referensinya merujuk pada sebuah kalimat dalam teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno.

Dalam konteks pameran, istilah tersebut merepresentasikan titik awal dalam sejumlah percakapan yang muncul saat memikirkan kekuasaan pada ranah publik sampai hubungannya dengan bentang alam Indonesia.

Pasalnya, karya-karya dari para perupa yang hadir di masa Kemerdekaan Indonesia menggambarkan identitas nasional yang mencerminkan pengalaman sosial dan budaya setempat.

Terdapat beberapa lukisan yang menggambarkan lanskap dari para perupa ternama tanah air, seperti dua lukisan Raden Saleh (I. Hindia Belanda, sekitar 1811-1880), yakni “Indies Landscape” (1853) dan “Javanese Mail Station” (1879).

Total ada 33 perupa Indonesia yang karyanya ikut dipamerkan, di antaranya termasuk S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Affandi, Itji Tarmizi, hingga Sudjana Kerton.

Bergabung dengan MACAN After Hours!

Jika belum berkesempatan untuk menghadiri kedua pameran di atas karena terbentur oleh waktu kerja, Museum MACAN memiliki program MACAN After Hours, lho!

MACAN After Hours merupakan malam spesial di mana museum dan area pamer akan buka hingga pukul 21.00 WIB.

Dengan begitu, pengunjung memiliki waktu lebih lama untuk menikmati karya seni di Museum MACAN sepanjang siang dan malam hari.

Bukan cuma itu saja, terdapat pula berbagai aktivitas menarik seperti tur museum bersama kurator, sesi mendengarkan musik, serta menikmati makanan dan minuman spesial yang disediakan.

Tunggu apa lagi? Yuk, segera datang ke dua pameran di atas dan lihat langsung berbagai karya seni yang ditampilkan sebelum berakhir pada 8 Oktober 2023 mendatang!