Museum MACAN gelar pameran Erub Arts “Ghost Nets: Awakening The Drifting Giants”
Museum MACAN kembali membuka pameran terbarunya, kali ini tampilkan karya-karya buatan kelompok seniman Erub Arts dari Selat Torres dalam “Ghost Nets: Awakening The Drifting Giants”.
Menurut keterangan resmi Museum MACAN yang diterima TFR (19/5), pameran ini menampilkan 18 karya seni tenun buatan tangan yang berbahan dasar limbah pukat ikan (jaring hantu/ghost nets).
Rupanya, pameran seni kontemporer Penduduk Selat Torres yang digelar hingga 4 Juni 2023 ini, terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia.
Selain itu, gelaran seni rupa tersebut turut menjadi wadah eksplorasi bersama terkait tantangan lingkungan hidup, salah satunya masalah limbah plastik dan konservasi laut.
Menurut Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM, “Ghost Nets: Awakening The Drifting Giants” menampilkan, “kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, yang menggabungkan Penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan.”
Sebagai informasi, pameran di Museum MACAN ini, karya-karya yang ditampilkan merupakan buatan perupa Ellarose Savage Emma Gela, Florence Gutchen, Jimmy John Thaiday, Jimmy K. Thaiday, Lavinia Ketchell, Nancy Naawi dan Racy Oui-Pitt.
Baca juga: Museum MACAN tampilkan karya-karya finalis penghargaan seni media baru Asia
Pameran dilengkapi diskusi tentang peran seni sebagai upaya konservasi laut
Selain pameran yang bisa dinikmati pengunjung, Museum MACAN turut menggelar program pendamping berupa diskusi “Melampaui Garis Pantai: Seni sebagai Upaya Konservasi Laut”.
Diskusi panel yang dihadiri dua perupa Erub Arts, direktur eksekutif Divers Clean Action Swietenia Puspa Lestari, dan Shana Fatina selaku pendiri Komodo Water itu digelar pada Sabtu (20/5) kemarin.
Diskusi mengeksplorasi topik masalah limbah laut dan bagaimana praktik artistik dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran banyak orang yang menyaksikannya.
Pendekatan itu pun diterapkan dalam pameran “Ghost Nets: Awakening The Drifting Giants”.
Dengan menggunakan pukat ikan sebagai medium utama, pameran ini ialah upaya meningkatkan kesadaran tentang limbah laut yang telah mengancam ekosistem bahari, ketahanan pangan, dan budaya masyarakat pesisir di berbagai penjuru dunia.
“Penggunaan kembali pukat ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi bagi pengurangan sampah plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik,” imbuh Penny Williams PSM.
Tentang komunitas seni Erub Arts
Menurut Museum MACAN, kelompok seniman Erub Arts merupakan penggiat promosi dan revitalisasi budaya tradisional Erubam Le yang merupakan masyarakat Pulau Darnley di Selat Torres.
Erub Arts melibatkan berbagai komunitas dari empat klan di wilayah kepulauan itu dan mengambil inspirasi artistik dari cerita-cerita tradisional dan tantangan masa kini tentang tanah, laut, dan langit leluhur mereka.
Sebagai informasi, sebelum berganti nama menjadi Erub Arts, kelompok yang muncul di awal 1990-an itu dikenal sebagai EKKILAU (Erub Koskir Kimiar Ira Lug Uteb/ Laki-laki dan Perempuan Erub Berkarya).
Selain mendorong anggotanya untuk berkarya dan membangun keterampilan, komunitas tersebut juga mengedukasi, serta mendorong karier dan peluang kewirausahaan para anggotanya.