TômTex kembangkan tekstil kulit ramah lingkungan dari cangkang udang

Sebuah startup yang berdiri di Amerika Serikat bernama TômTex menyajikan inovasi terbaru industri fesyen yang ramah lingkungan, yakni tekstil kulit alternatif yang dibuat dari cangkang udang.

Melansir Bloomberg (26/2), pendiri TômTex Uyen Tran mengatakan bahwa bahan atau tekstil kulit alternatif itu memiliki kemampuan untuk mencapai detail kulit asli nan ciamik.

“Sungguh luar biasa menyaksikan bagaimana material ini menangkap seluruh detail,” ujar Tran kepada sembari menunjukkan bahan kulit berbasis cangkang udang yang dibuat menyerupai motif kulit ular. 

Bahkan, selain bentuknya, menurut Bloomberg, tekstur dari kulit juga serupa dengan aslinya. Namun, ia tak punya aroma apa pun, termasuk makanan laut. Hal ini berbeda dengan kulit sapi berbau khas.

Ternyata, Uyen Tran bersama ilmuwan dan perusahaannya telah meracik tekstil berbahan dasar cangkang udang tersebut sejak dua tahun yang lalu.

Serupa dengan produknya, nama TômTex ternyata memiliki arti ‘tekstil udang’ dalam bahasa Vietnam, negara di mana Tran lahir dan bertumbuh.

Tran sendiri tergerak mendirikan TômTex lantaran menyaksikan bagaimana kuatnya industri fesyen yang produknya banyak mengambil tempat di Vietnam.

Namun, industri tersebut turut dikenal dengan banyaknya limbah yang dihasilkan. Alhasil, hal itu membuat Tran tergerak membangun TômTex untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Tekstil hasil kembangan laboratorium adalah masa depan dunia fesyen

TômTex incar produksi massal tekstil udang selama 2023

Melansir Bloomberg, TômTex berambisi untuk memproduksi lebih dari 9000 m2 kulit biodegradable tersebut pada 2023, agar dapat diproduksi untuk beragam produk fesyen.

Pasalnya, sejauh ini TômTex hanya membuat sampel tekstil udang dan baru mengembangkan sejumlah calon desain bagi klien-klien fesyen mereka. 

Salah satunya bersama jenama Di Pesta yang menyajikan material TômTex dalam sebuah gaun panjang rancangannya, di London Fashion Week, Februari ini. 

Berbeda dengan tekstil alternatif ‘kulit vegan’, material TômTex manfaatkan biopolymer 

Inovasi tekstil alternatif yang ramah lingkungan telah menjadi tren yang membanjiri industri fesyen sebagai upaya menghadirkan solusi atas permasalahan limbah yang dihasilkannya. 

Salah satunya kehadiran tekstil kulit dari tumbuhan yang dikenal sebagai ‘kulit vegan’ (vegan leather). 

Akan tetapi, menurut laporan WIRED (22/2), sebuah studi telah menemukan bahwa kulit vegan kerap menggunakan pelapis berbahan dasar plastik dengan zat berbahaya.

Salah satunya adalah reproductive toxic dimethylformamide (DMFa) yang bisa membuat keguguran, kerusakan hati, hingga penyakit lainnya. 

Sedangkan, material yang dihadirkan TômTex tidak menggunakan bahan tersebut. 

Pasalnya, tekstil udang TômTex 100% terbuat dari cangkang udang yang masuk ke dalam kategori chitosan yang merupakan biopolymer.

Sederet jenama hadirkan inovasi material fesyen lain

Menurut laporan Bloomberg, jejak industri fesyen selama ini mendominasi jumlah limbah yang ada di dunia. Terutama dari hasil produksi bahan polyester dan nylon yang menyebabkan polusi mikroplastik.

Alhasil, jenama dan sejumlah startup yang berupaya menemukan bahan alternatif ramah lingkungan untuk industri fesyen menjadi tren yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu tak lain demi memberi perubahan pada masalah besar lingkungan.

Pasalnya, di samping TômTex, perusahaan lainnya yang mengembangkan material serupa ialah MycoWorks, Bolt Threads, dan Mi Terro yang berbasis di Amerika Serikat.

Ada pula jenama asal London bernama Vollebak yang menjual kaus berbahan dasar daun ganja yang diwarnai alga sebagai alternatif ramah lingkungan.