Resmi digelar, Festival Sinema Prancis tayangkan 30+ film di 13 kota Indonesia
Festival Sinema Prancis (FSP) resmi digelar untuk ke-26 kalinya mulai hari ini, Jumat (22/11), dan akan berlangsung sampai 6 Desember mendatang.
Tahun ini, festival yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Institut Français d’Indonésie (IFI), itu mengeksplorasi evolusi sinema Prancis melalui narasi segar dan berani yang menantang sudut pandang tradisional, sekaligus merayakan sastra klasik dan inovasi sinematik.
FSP 2024 akan menampilkan lebih dari 30 film dalam format hybrid, dengan pemutaran di 13 kota di seluruh Indonesia dan program online yang tersedia di KlikFilm.
Para penggemar film Prancis dapat menikmati pemutaran film dari berbagai genre secara gratis, mulai dari film laga, drama, hingga komedi! Tak perlu khawatir, sebab sebagian besar film telah dilengkapi dengan teks terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Pembukaan FSP 2024 hari ini menampilkan film “Le Comte de Monte-Cristo” yang merupakan adaptasi novel ikonik Alexandre Dumas yang disutradarai oleh Matthieu Delaporte dan Alexandre de La Patelliére, serta dibintangi oleh Pierre Niney sebagai Edmond Dantés.
Sebelumnya, pada Mei lalu, film ini perdana tayang di Festival Film Cannes 2024. FSP membawa film ini ke Indonesia untuk pertama kalinya secara serentak di tujuh bioskop Cinema XXI di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan.
Nantinya, FSP 2024 akan ditutup dengan adaptasi karya klasik Dumas lainnya, yakni “Les Trois Mousquetaires: Milady” besutan Martin Bourboulon. Sebagai penutup film tersebut akan hadir diputar di IFI Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Baca juga: Alternativa Film Award & Festival 2024 resmi buka pendaftaran!
Menyorot sineas perempuan
Salah satu yang membuat FSP 2024 lebih menarik ialah “Regard de femmes”, yang menyoroti film-film garapan sineas perempuan dari Prancis dan negara-negara berbahasa Prancis lainnya.
Beberapa film yang menjadi unggulan tahun ini termasuk “Maria” oleh Jessica Palud yang mengisahkan kebangkitan aktris Maria Schneider, serta “The Substance” oleh Coralie Fargeat yang merupakan film provokatif dan menguji tekanan masyarakat terhadap perempuan.
Selain memutar film karya perempuan, tahun ini digelar pula diskusi khusus bertajuk “Perspektif Perempuan dalam Sinema” di IFI Thamrin yang menghadirkan aktris Hannah Al Rashid.
Sebagaimana tema yang diusung, diskusi tersebut akan membahas bagaimana sineas perempuan bercerita melalui film dan perannya di industri film itu sendiri.
Lebih lanjut, sama seperti tahun sebelumnya, FSP 2024 kembali mempersembahkan retrospeksi. Kali ini untuk memperingati ulang tahun ke-100 Claude Sautet, maestro sinema Prancis yang dikenal karena penggambaran intim tentang emosi manusia.
Program ini akan dibuka pada 26 November di IFI Thamrin melalui pemutaran film “César et Rosalie” dan dilanjutkan dengan diskusi bersama aktris Asmara Abigail dan anggota Jakarta Cinema Club untuk membahas sudut pandang lokal mengenai karya Sautet.
FSP 2024 juga dimeriahkan oleh edisi pertama “Indonesia-France Film Lab” yang bekerja sama dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), dan Kementerian Kebudayaan Indonesia.
Dalam program ini, para sineas muda berkesempatan memperoleh bimbingan dari para profesional perfilman Prancis, mulai dari Louise Bellicaud, Rachid Hami, dan Sébastian Chesneau.
Ketiga ahli tersebut akan membagikan pengetahuannya seputar berbagai bidang pembuatan film yang terkait dengan produksi bersama internasional.
Jika tertarik berpartisipasi dalam festival ini, kamu bisa mendapatkan jadwal lebih lengkapnya melalui situs resmi IFI di www.ifi-id.com atau melalui Instagram @ifi_indonesia, ya!