Dianggap Afrosentris, film dokumenter “Queen Cleopatra” Netflix tuai kontroversi
Netflix meluncurkan cuplikan untuk film dokumenter terbarunya, “Queen Cleopatra”, yang disutradarai oleh Jada Pinkett Smith, istri dari aktor ternama Will Smith, Kamis (13/4).
Akan tetapi, kehadiran film tersebut dikritik dan dikecam oleh netizen di jagat maya karena dibintangi oleh Adele James yang merupakan aktris berkulit hitam.
Bahkan menurut mantan Menteri Purbakala Mesir Zahi Hawass, film tersebut merupakan salah satu bentuk pemalsuan sejarah.
“Ini sangat tidak benar. Cleopatra adalah orang Yunani, bukan dari kalangan kulit hitam,” ujar Hawass, dikutip dari Egypt Independent, Senin (17/4).
Komentar yang diungkapkan oleh Hawass lantas langsung ditanggapi oleh netizen yang ikut membanjiri film tersebut dengan kritik karena direpresentasikan oleh aktris berkulit hitam.
Ratu Cleopatra sendiri merupakan pemimpin terakhir dinasti Ptolemaic yang lahir pada 69 SM dan meninggal dunia pada 30 SM di Alexandria.
Baca juga: Netflix buat film dokumenter tentang PornHub berjudul “Money Shot”
Hawass tekankan peradaban Mesir tidak berhubungan dengan kulit hitam
Hawass turut menyorot tren belakangan ini yang dipimpin oleh orang kulit hitam dari Amerika yang mengklaim bahwa peradaban Mesir berasal dari kalangan mereka.
Ia membantah dan menekankan bahwa klaim tersebut tidaklah benar. Pasalnya, peradaban kulit hitam justru tidak memiliki hubungan apa pun dengan peradaban Mesir.
Hawass mengatakan, peradaban kulit hitam tidak memerintah Mesir, kecuali pada dinasti ke-25 ketika era Kerajaan Kush, yakni di akhir peradaban Mesir kuno.
Ia juga menunjuk candi-candi Mesir yang terdapat gambar para raja Mesir dan menampilkan para laki-laki ketika melawan musuh.
“Netflix berusaha untuk membuat kebingungan dan menyebarkan informasi palsu bahwa asal peradaban Mesir adalah kulit hitam,” ungkapnya.
Muncul petisi yang menentang “Queen Cleopatra”
Di tengah-tengah kontroversi yang menyandungnya, muncul pula petisi daring di change.org untuk menolak penayangan film dokumenter “Queen Cleopatra”, seperti dikutip dari Sportskeeda.
Pada saat artikel ini ditulis, petisi bertajuk “Cancel Netflix’s ‘Queen Cleopatra’” itu telah ditandatangani lebih dari 17.648 orang.
Dalam keterangan pada petisi tersebut, tertulis, “Afrosentrisme adalah ilmu semu yang mendorong agenda kelompok untuk mengklaim sejarah Mesir dan merampasnya dari orang Mesir asli.”
“Cleopatra lahir di Alexandria, Mesir, di dinasti Ptolemaic dari keturunan Yunani. Dia TIDAK berkulit hitam. Ini sama sekali tidak melawan orang kulit hitam, tapi ini hanyalah seruan untuk melestarikan sejarah dan integritas orang Mesir dan Yunani,” lanjut penjelasan tersebut.
Film dokumenter “Queen Cleopatra” sendiri akan secara resmi dirilis di Netflix pada 10 Mei mendatang.