Kain “anti-pendarahan” dari cangkang udang selamatkan nyawa di zona perang
Bukan sekadar gerakan untuk menyelamatkan lingkungan, kain “anti-pendarahan” yang terbuat dari cangkang udang telah berjasa menyelamatkan ribuan nyawa di Ukraina.
Melansir BBC (16/3), seorang dokter National Health Service (NHS) Inggris yang bekerja di zona perang menjelaskan, kain perban tersebut dilapisi dengan ekstrak yang dikenal sebagai kitosan.
Kitosan sendiri ialah ekstrak yang dapat membendung pendarahan dengan membentuk gumpalan.
Perban yang dibuat oleh Nonwovenn di Somerset, Inggris, tersebut rupanya berada dalam kotak kit pertolongan pertama (P3K) yang dikirim ke militer Ukraina.
“Ini telah menyelamatkan banyak nyawa, maksud saya ribuan nyawa,” ujar dr. Iryna Rybinkina, konsultan ahli anestesi jantung yang menjadi sukarelawan untuk organisasi amal Smart Medical Aid.
Cara kerja kain “anti-pendarahan”
Bukan tanpa alasan Rybinkina mengatakan hal tersebut, karena dokter yang meninggalkan pekerjaannya demi melatih petugas medis di garis depan itu telah menggunakan perban tersebut berkali-kali.
Masih melansir sumber yang sama, dokter tersebut menjelaskan bahwa dirinya menggunakan kain tersebut bersama perban kompresi lainnya di medan perang.
“Hal pertama adalah memasang tourniquet, dan kemudian Anda mencoba menghentikan pendarahan dengan membalut lukanya,” jelas Rybinkina yang mendapat banyak respons terkait perban itu.
Dokter tersebut pun menambahkan, “Jadi jika ada perdarahan ulang, maka Anda mengemas kembali yang Anda keluarkan dan memasukkannya.”
Kasa bertujuan untuk menghentikan pendarahan hebat dari luka dengan kompresi 60 detik.
Lantas, perban tersebut mengandung kitosan yang diekstrak dari cangkang udang dan kemudian dimurnikan. Saat bersentuhan dengan darah, ia membengkak menjadi gel untuk membuat gumpalan.
Selamatkan nyawa di zona perang
Dokter perang tersebut pun menceritakan salah satu umpan balik yang diterimanya terkait kain perban “anti-pendarahan” dari cangkang udang tersebut.
“Mereka mengatakan 'Anda tahu tidak, kotak P3K Anda memang menyelamatkan nyawa. Kami menggunakan tourniquet dan Celox, lalu orang itu benar-benar tiba dalam keadaan hidup di titik evakuasi',” ujar Rybinkina mengulang cerita salah satu orang yang menggunakan kain tersebut.
Rupanya, perban berlapis juga digunakan oleh militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Bahkan, digunakan juga dalam konflik 2014 antara Rusia dan Ukraina.
Perban dimasukkan ke dalam kotak P3K yang dikirim oleh MedTrade di Crewe di Cheshire.
Terkait dengan perban yang dibuatnya, Ketua Nonwovenn David Lamb mengatakan, “Tim Somerset kami adalah bagian dari kisah sukses Inggris yang luar biasa yang menyelamatkan nyawa tentara Ukraina dan warga sipil yang terjebak dalam konflik terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.”