Personalia produk clean beauty jadi cara menjawab kebutuhan konsumen

Seiring berjalannya waktu, dewasa ini orang-orang mulai memperhatikan kandungan yang terdapat dalam produk perawatan kulit, baik itu untuk wajah ataupun tubuh. Pasalnya, kebanyakan produk masih mengandung bahan kimia yang berbahaya, bukan hanya bagi tubuh melainkan lingkungan.

Bahakn, perusahaan sekelas Unilever pun baru-baru ini diketahui menarik beberapa produk sampo kering dari merek besar, seperti Dove hingga TRESemmé, karena berpotensi memicu kanker.

Lantas, muncullah berbagai tren baru dalam industri kecantikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah clean beauty, di mana produk kecantikan dibuat dengan kandungan yang aman bagi manusia, lingkungan, bahkan hewan. Hal inilah yang juga diusung oleh jenama lokal, BASE.

Mengusung clean beauty, seluruh produk perawatan kulit BASE berasal dari tanaman dan tidak diformulasikan dengan bahan kimia, seperti phthalates, paraben, SLS, pewangi dan pewarna artifisial.

“Produk BASE memadukan kekayaan nabati dan sains yang tetap ramah lingkungan, juga 100% vegan dengan lebih dari 140 bahan baku organik yang hanya diperoleh melalui pemasok ethical dan sustainable di seluruh dunia,” terang BASE dalam pernyataan resminya yang diterima TFR berlum lama ini.

Bahkan, semua produknya diklaim cruelty-free, bersertifikasi BPOM,serta menggunakan seluruh kandungan yang telah tersertifikasi halal dan ECOCERT sehingga terbukti berbahan alami dan organik.

Selaras dengan itu, jenama tersebut berpendapat bahwa bahan baku yang berasal dari tanaman memiliki manfaat yang sama bagusnya dengan bahan baku sintetis. Secara natural, satu sumber tanaman sudah memiliki berbagai kandungan fitokimia atau sejenis zat alami yang bermanfaat untuk kulit.

“Contohnya, ekstrak wortel yang mengandung sedikitnya 3 kandungan fitokimia, seperti beta karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan, vitamin A yang membantu mengoptimalkan cells turnover, dan flavonoid yang dapat membantu memperbaiki skin complexion,” terang jenama lokal ini.

Tidak hanya menawarkan bahan baku yang lebih ramah di kulit karena berasal dari tanaman, BASE bahkan memiliki Smart Skin Test, sebuah survei yang dibungkus secara gamifikasi. 

Hal tersebut untuk menjawab kebutuhan konsumen di Indonesia yang biasanya harus mencari tahu dan membandingkan banyak produk yang ada di pasaran. Tak dimungkiri, kebutuhan tiap orang berbeda.

Konsumen pun hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan mendasar, seperti tipe kulit, permasalahan kulit dan juga gaya hidup, untuk mengetahui rekomendasi produk yang sesuai.


“Kami membangun smart algorithm untuk memberikan analisa kulit kepada konsumen dan juga rekomendasi produk yang sesuai,” kata BASE.

“Selain itu adanya format yang interaktif juga membuat konsumen dapat menyelesaikan proses survei dengan lebih mudah dan menyenangkan,” lanjutnya.

Tercetusnya Smart Skin Test berawal dari observasi para founders BASE, Yaumi Fauziah dan Ratih Permata Sari, terhadap konsumen di Indonesia. Di mana, Yaumi yang aktif menulis blog mendapat banyak pertanyaan soal cara memilih produk perawatan kulit yang sesuai pada 2018 silam.

Untuk mencari tahu lebih lanjut, dirinya dan Ratih melakukan riset yang diikuti oleh lebih dari 600 responden yang berasal dari 10 kota besar di Indonesia.

“Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 70% responden merasakan kesulitan untuk memilih produk skincare yang tepat dikarenakan ada banyaknya pilihan yang ada di pasar dan juga review dari influencer yang berbeda-beda,” kata BASE.

Kabar baiknya lagi, Smart Skin Test tersebut terbuka untuk umum dan bersifat gratis sehingga dapat digunakan oleh semua orang secara langsung di situs resmi BASE.