Riot Games gugat NetEase atas tuduhan plagiat gim “Valorant”
Riot Games menggugat raksasa teknologi asal Tiongkok, NetEase, lantaran gim seluler “Hyper Front” besutannya dianggap meniru sejumlah bagian dari gim “Valorant”.
Melansir Engadget, sejumlah bagian dalam gim yang direplikasi oleh NetEase di antaranya ialah desain karakter, peta dalam gim, desain senjata, dan lainnya.
Kasus ini dibawa ke pengadilan tinggi Inggris dan Wales, namun pengaduan juga dilakukan di Jerman, Brasil, serta Singapura.
Mirip dengan “Valorant”, “Hyper Front” merupakan gim menembak yang dapat dimainkan secara gratis dengan mode berbeda-beda. Dalam klaim yang diajukan Riot Games, gim tersebut mulai dikembangkan tak lama setelah “Valorant” membeberkan “Project A” pada Oktober 2019.
Tak lama setelah itu, NetEase menampilkan versi beta dari “Hyper Front” di bawah kode nama “Project M”. Peluncuran “Hyper Front” di Singapura dan sejumlah negara lainnya pun menuai keluhan karena terlalu mirip dengan “Valorant”.
Keluhan tersebut kemudian membuat NetEase membuat beberapa modifikasi pada gim besutannya, hanya saja Riot menganggap tingkat pelanggarannya melebihi dari yang telah dimodifikasi.
“Semua pilihan kreatif kami ditampilkan di gim NetEase. Kami tidak merasa mengubah warna kemampuan karakter atau sedikit memodifikasi tampilan visual mengubah fakta pelanggaran copyright,” ujar pengacara Riot Games, Dan Nabel, dikutip dari Hypebeast.
Adapun versi modifikasi “Hyper Front” tersedia di Android dan iOS, serta telah diunduh lebih dari satu juta kali dengan lebih dari 48 ribu ulasan di Google Play.