Asosiasi Promotor Indonesia kritik cara komunikasi pemerintah soal konser di GBK
Setidaknya dua konser pada tahun depan, 2023, terancam batal akibat pelarangan konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) pun buka suara dan berkomentar soal cara pemerintah menginformasikan dan mengomunikasikan hal tersebut.
Kritik itu berawal dari pelarangan konser di SUGBK akibat Piala Dunia U-20 2023 yang semakin dekat.
Pasalnya, melansir CNN Indonesia (2/12), sejauh ini ada dua pertunjukan besar yang telah dijadwalkan dan tiketnya sudah terjual bahkan habis, yakni Raisa pada 25 Februari dan group asal Korea Selatan, BLACKPINK yang telah dijadwalkan manggung di Jakarta pada 11-12 Maret tahun depan.
Namun, hingga kini, masing-masing promotor kedua konser tersebut belum memberikan komentar.
Di sisi lain, Dino Hamid selaku Ketua Umum APMI menilai pemerintah belum memiliki sistem yang jelas dalam menyalurkan informasi pemakaian stadion di bilangan Jakarta Pusat tersebut. Ia menilai bila ada kanal informasi yang jelas, promotor dapat dengan sigap mencari alternatif venue konser.
“Jadi konteks dalam sistem perizinan dari hulu ke hilir sedang kita develop dengan para stakeholder, kalau bisa semua dengan sistem digitalize sesuai dengan mission Pak Jokowi juga semua apa pun kan digitalize,” jelas Dino.
Namun, ia lanjut mengatakan, “Pemerintah dan FIFA tidak bisa disalahkan (akibat pelarangan), karena kita mempunyai hajatan yang jauh lebih besar, yaitu World Cup pertama kali di sejarah Indonesia.”
Sedikit kilas balik, karut-marut terancamnya konser di SUGBK pertama kali disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali kepada Kompas TV (2/11). “Sudah pasti, saya bisa pastikan itu (konser BLACKPINK) tidak mungkin (digelar),” tuturnya bulan lalu.
Lantas, melansir Detikhot (3/12), organisasi Fédération Internationale de Football Association (FIFA) secara resmi telah mengirim surat yang melarang Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membiarkan SUGBK dipergunakan untuk konser sebelum Piala Dunia U-20 2023.
“Mengadakan dua konser dengan beberapa hari aktivitas persiapan dan pembongkaran di lapangan, tentu akan menghambat beberapa program dari manajemen lapangan kami yang telah terencana,” baca surat resmi FIFA kepada PSSI.