IPO perusahaan teknologi WIR Group meroket, potensi metaverse dinilai akan terus meningkat

Sejak pertama kali ditawarkan ke publik pada 5 April 2022, harga saham WIR Group telah meroket sebesar 408% dari Rp168 per saham menjadi Rp855 per saham. Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar WIR Group saat ini mencapai Rp10,19 triliun.

WIR Group adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang digital reality yang mencakup augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI), bahkan sampai ke ranah internasional.

Perusahaan telah memiliki 5 paten global untuk AR dan telah menangani proyek pengembangan aplikasi AR, VR, dan proyek branding untuk korporasi pada berbagai sektor di 20 negara.

Anak perusahaan Wirya Inovasi tersebut juga masuk ke dalam daftar “Metaverse Technology Companies to Watch in 2022” versi Forbes bersama sederet perusahaan ternama, seperti Apple, Microsoft, Facebook, Magic Leap, Niantic, dan Snap Inc. 

Pengalaman-pengalaman ini membuat WIR Group dipercaya Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengembangkan metaverse di Indonesia. Dilansir dari Bisnis.com, WIR Group juga akan memperkenalkan prototipe metaverse pada G20 Indonesia 2022 di Bali.

Metaverse dinilai masih dan akan terus menjadi the next big thing. Pasalnya, berbagai perusahaan teknologi terkemuka, seperti Meta dan Nvidia, dengan omniversenya terus mengembangkan wajah dunia virtual ini.

Chief Marketing Officer WIR Group Gupta Sitorus menjelaskan, akselerasi perkembangan teknologi dalam dunia digital sangat tinggi. “Berkembangnya teknologi digital metaverse telah menghadirkan standar baru dalam berbagai sektor usaha, seperti perbankan, industri, retail, gim, dan lainnya, yang memicu kompetisi bisnis yang ketat,” ujarnya. 

WIR Group tengah menjalin kerja sama dengan berbagai sektor, seperti sektor perbankan (Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI)), sektor pendidikan (Trisakti School of Multimedia dan Universitas Multimedia Nusantara), properti, serta budaya dan kuliner (Museum Boga Indonesia). 

WIR Group juga bekerjasama dengan sektor perdagangan eceran (Sumber Alfaria Trijaya/Alfamart) dan sektor ritel makanan dan minuman (Sour Sally Group). Dengan tingginya angka kerja sama dan kompetisi, Gupta yakin permintaan akan metaverse akan terus berkembang.

Setelah sukses dalam dunia fesyen, kepiawaian metaverse dalam menarik perhatian dan minat masyarakat dinilai Gupta akan membawa dampak luar biasa dalam sektor bisnis. “Kami melihat potensi metaverse sangat luar biasa, terutama untuk meningkatkan, baik untuk meningkatkan pemasaran, kemampuan menjangkau lebih banyak pelanggan, maupun untuk memberikan customer experience yang semakin baik,” terangnya. 

Ia juga menilai teknologi metaverse membuka peluang interaksi virtual dengan potensi bisnis secara global di mana pelanggan dan para pelaku bisnis akan hadir dalam satu platform. Namun, untuk dapat mencapai semua ini, diperlukan dukungan pemerintah dalam percepatan transformasi digital dan penerapan ekonomi digital di Indonesia.

Terkait kemungkinan adanya kendala infrastruktur, seperti koneksi dan akses Internet, Gupta menjelaskan, “Pemerintah telah mengambil langkah bersama perusahaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan kualitas layanan dan koneksi akses Internet.” Hal ini membuat pihaknya optimis akan kemampuan infrastruktur di Indonesia.