Iklan Lazada dituding menghina putri kerajaan Thailand
Pemerintah Thailand memperingati para kreator konten agar tidak membuat konten digital yang berisiko menghina monarki negara tersebut.
"Kami memperingatkan pengiklan, pemengaruh, dan pembuat konten untuk berhati-hati ketika membawakan konten atau promosi yang berhubungan dengan penampilan atau individu institusi ini, yang dipuja dan dicintai rakyat Thailand," kata juru bicara pemerintah Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana, dikutip dari Reuters pada Minggu (08 Mei).
"Ini tidak pantas dan tidak hanya meresahkan rakyat Thailand, tapi juga menghancurkan citra dan reputasi merek. Ini juga bisa melanggar undang-undang," lanjutnya.
Sebelumnya, terdapat sebuah video promosi e-commerce Lazada oleh influencer Aniwat Nara Prathumthin yang menunjukkan dirinya dan Thidaporn Nurat Chaokuwiang mengenakan pakaian tradisional Thailand. Nurat berada di kursi roda, sementara Nara berperan sebagai ibunya.
Video promosi tersebut dinilai menghina loyalis kerajaan karena kemiripan karakter di iklan tersebut dengan Putri Chulabhorn yang menderita penyakit Lupus dan menggunakan kursi roda.
Menanggapi hal tersebut, Nara mengunggah sebuah video ke Facebook dan mengatakan bahwa video promosi yang ia buat merupakan parodi sinetron terkenal Thailand. Menurutnya, persepsi menghina pihak kerajaan hanyalah imajinasi orang-orang.
Selain itu, tagar Twitter #BanLazada pun menjadi tren di Thailand. Lazada menyampaikan permintaan maaf atas dampak yang disebabkan oleh video promosi tersebut.