Riset ungkap layanan online food delivery yang paling diminati
Saat aktivitas masyarakat terbatas di rumah saja, online food delivery (OFD) bak menjadi jawaban jika bosan dengan masakan rumah. Hal selaras terungkap dalam riset soal potensi OFD bertajuk “Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery di Indonesia”.
Riset yang dilakukan Tenggara Strategics bersama dengan Universitas Prasetiya Mulya ini mengungkap bahwa industri ini dapat terus bertumbuh, sekalipun pasca pandemi Covid-19.
"Di tengah pandemi, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk tetap bisa berbisnis," terang Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics dalam rilis yang TFR terima.
Tidak hanya itu, Riyadi juga menjelaskan, "Layanan OFD merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat."
Hal tersebut mendorong Tenggara Strategics untuk melakukan riset dan mengetahui minat masyarakat pasca pandemi. Terlebih, Indonesia punya banyak layanan OFD seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, dan Traveloka Eats. Riset ini menggunakan metode wawancara tatap muka dengan 1.200 responden yang tersebar di 6 kota selama 4 hari, pada 10-14 Januari 2022.
Pasalnya, perubahan pola perilaku masyarakat mulai terjadi dengan kembali bekerja ke kantor atau aktivitas di luar rumah lain. Regulasi yang ada pun mulai memperbolehkan masyarakat bepergian. Lantas, dengan perubahan ini apakah memengaruhi OFD di masa depan?
"Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap menikmati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan," ungkap Riyadi.
Layanan OFD telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat karena menghemat waktu dan tenaga, sehingga meningkatkan produktivitas sembari menawarkan kemudahan untuk mencoba kuliner baru. Bahkan layanan OFD digunakan minimal 1x dalam seminggu oleh lebih dari setengah konsumen, dari berbagai lapisan masyarakat. Terdapat 43% generasi Z yang menggunakan layanan OFD dan 39% lainnya adalah kelompok milenial.
Nah, menurut riset, GoFood menjadi pemimpin industri ini dengan nilai transaksi pesan-antar makanan (GMV) diperkirakan sebesar Rp30,65 triliun atau 39%, melambungi layanan OFD lain.
Di posisi kedua ada ShopeeFood dengan nilai transaksi diperkirakan sebesar Rp26,49 triliun (34%) dan posisi terakhir diduduki GrabFood diperkirakan sebesar Rp20,93 triliun (27%).
Selain layanan OFD yang unggul Tenggara Strategics juga menemukan hasil terkait layanan yang menjadi top of mind masyarakat. GoFood kembali menduduki peringkat pertama menjadi layanan OFD yang paling banyak dimiliki dan diminati masyarakat dengan persentase top of mind sebanyak 50% dan paling banyak diunduh sebanyak 76%. GoFood juga dinilai menawarkan kenyamanan dan menu yang paling beragam.
Selain itu, sebanyak 28% konsumen menjadikan ShopeeFood menjadi top of mind mereka karena paling banyak menawarkan promo. Sedangkan untuk GrabFood ada 22% konsumen yang menjadikan layanan OFD ini sebagai top of mind mereka.
Economic research lead dari Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani bilang, layanan OFD akan terus bertumbuh. "Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen (sebanyak 99%) berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan layanan OFD di masa mendatang."
Meski penelitian dilakukan di masa pandemi, Dr. Handyanto Widjojo, research fellow dari Tenggara Strategics menjelaskan, "Beberapa hal seperti kenyamanan dan kemudahan akan tetap menjadi pertimbangan konsumen di periode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk. Apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan."