Setelah 22 tahun, Manolo Blahnik menangkan hak mereknya di China
Jenama asal Inggris, Manolo Blahnik akhirnya memegang hak atas penggunaan merek dagangnya di China setelah melalui perjalanan panjang selama 22 tahun. Perseteruan ini terjadi antara Manolo Blahnik melawan Manolo Blahnik yang dipasarkan oleh seorang pebisnis lokal asal China, Fang Yuzhou.
Padahal, merek Manolo asal Inggris telah dipasarkan sejak 1971 dan cukup akrab di mata masyarakat berkat penampilannya dalam film “Sex and the City” pada awal 2000 yang ditayangkan oleh HBO.
Gugatan ini pertama kali diajukan oleh Manolo Inggris pada 2000 dan semenjak saat itu, merek tersebut telah terus menerus mengalami kekalahan. Bisa begitu karena prinsip first to file yang diterapkan di China (dan juga negara-negara lainnya) telah menimbulkan banyak kerugian bagi pemilik merek terkenal dunia dan berpotensi dibonceng popularitasnya oleh pendaftar lainnya yang memiliki iktikad tidak baik.
Pasalnya, Manolo Blahnik yang dipasarkan pebisnis lokal dianggap lebih kuat karena didaftarkan sejak 1999. Akhirnya, melansir BBC, pada 20 Juli kemarin, Supreme People’s Court of China memenangkan merek ini dan mendaftarkannya, sehingga dapat melakukan kegiatan pemasaran secara resmi di China.
Rieko Michishita, mitra di firma hukum Bird & Bird, mengatakan bahwa kasus jenama Manolo Blahnik dapat digunakan oleh merek untuk membuktikan "iktikad buruk dari penghuni liar merek dagang".
Tak hanya itu, Kepala Eksekutif Perusahaan Kristina Blahnik sekaligus keponakan Blahnik, mengatakan keputusan ini adalah "Kemenangan yang berarti bagi paman saya, keluarga kami, dan tim kami."
Merek Blahnik asal Inggris akan memulai memasarkan produknya pada tahun depan. Menariknya, Kristina pun bilang, "Kami tidak akan berpacu dengan roket ke China, tetapi berjalan dengan lembut.”
Di samping itu, ternyata selama ini Manolo Blahnik asal Inggris memasarkan produknya di China melalui platform online pihak ketiga, dan toko regionalnya di Jepang, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Korea Selatan.