Jenama Victoria Beckham alami kerugian senilai Rp960 miliar
Koleksi pakaian dari jenama Victoria Beckham dijual dengan diskon besar-besaran hingga menyentuh angka 70% akibat besarnya nilai utang yang dimiliki yakni sebesar 53,9 juta Pound sterling atau setara dengan Rp960 miliar.
Pasalnya, belakangan ini, bisnis istri David Beckham itu mulai lesu akibat dihantam Pandemi COVID-19. Salah satu koleksinya, open-backed turtleneck midi-dress yang awalnya dijual seharga 1,845 Pound sterling, kini dijual seharga 554 Pound sterling.
Awalnya, jenama milik Victoria hanya menjual sedikit item fesyen saja dan terus berkembang hingga menawarkan berbagai item, seperti tas, coat, sepatu, dan aksesoris.
Namun, sayangnya nasib jenama ini ke depannya diperkirakan dapat berakhir buruk. Hal tersebut bahkan sudah dikonfirmasi oleh juru bicara Victoria kepada The Mirror.
Di sisi lain, melansir Daily Mail, perwakilan Victoria yang berhasil dihubungi mengungkap, total pendapatan Victoria Beckham Holding Groups telah mengalami penurunan karena pandemi sebesar 6% menjadi 36,1 juta Pound sterling dari 38,3 juta Pound sterling pada 2019.
“Grup ini dengan cepat merespons dampak pandemi dan mengendalikan kas serta pengeluarannya, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam kerugian operasionalnya sebesar 57%, berkat efisiensi biaya di seluruh bisnis dan kalibrasi ulang model bisnis yang membuat perusahaan dapat bertahan,” tambah perwakilan tersebut.
Di samping itu, tahun lalu pun, seorang auditor memperingatkan 'keraguan signifikan' tentang kemampuan perusahaan mode Victoria untuk terus beroperasi ketika dilaporkan bahwa perusahaan tersebut telah menimbun utang lebih dari 46 juta Pound sterling sejak diluncurkan.
Teman-teman Victoria mengatakan, saat itu dia bertekad untuk melanjutkan perusahaannya meskipun para pengkritiknya telah menganggapnya sebagai proyek yang sia-sia.
Seseorang berkata, “Inilah yang memberi Victoria identitasnya, dia menyukainya dan meskipun ada hambatan yang jelas, dia adalah seorang grafter dan sangat bersemangat tentang itu.”
Tidak hanya jenama modenya, perusahaan kecantikan milik Victoria juga mengalami kerugian sebesar 4,7 juta Pound sterling sejak pertama kali didirikan pada 2019.
“Sementara 2019 adalah tahun penuh tantangan, bisnis ini mengurangi separuh kerugian. Sebuah langkah signifikan menuju profitabilitas. Peluncuran lini kecantikan yang sangat sukses di tahun yang sama membantu mendorong pendapatan keseluruhan naik 7% pada 2018 dan kedua bisnis fokus pada pertumbuhan yang menguntungkan,” terang juru bicara Victoria.
“Pameran koleksi mode AW21 baru-baru ini telah diterima dengan baik oleh para kritikus mode dan bisnis kecantikan telah melihat beberapa produk terjual habis dalam beberapa bulan terakhir,” tambahnya.