Art Jakarta 2022 jadi sinyal untuk pemulihan ekosistem seni rupa di Indonesia

Beragam sektor terdampak pandemi yang melanda sejak 2020 silam, terutama industri kreatif. Namun, seiring berjalannya waktu, secara perlahan industri ini mulai pulih, terutama kancah seni rupa tanah air.

Salah satunya dapat dilihat dari kembali berjalannya Art Jakarta 2022 secara offline atau fisik. Pasalnya, acara ini sempat hiatus selama dua tahun dan kini hadir disambut antusiasme yang baik.

Tak dimungkiri, pandemi pun telah mendorong banyak pelaku ekosistem seni untuk bereksperimen. Mulai dari pameran seni virtual, di media sosial, hingga konser musik yang digelar dalam semesta video gim.

Selaras dengan banyaknya terobosan baru bagi karya seni, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid Kemendikbud Ristek RI pun berpendapat, “Kembali digelarnya Art Jakarta adalah sinyal penting bagi pemulihan ekosistem seni rupa di Indonesia yang selama ini bergulat dengan kesulitan era pandemi.”

“Ini menunjukkan bahwa seni rupa memainkan peranan pelopor dalam upaya pemulihan nasional. Semoga pameran ini memantik kita semua untuk menggali inspirasi artistik bagi kehidupan yang lebih berkelanjutan,” tambah Hilmar yang juga seorang sejarawan dan aktivis dalam rilis yang diterima TFR.

Selama art fair berlangsung, pengunjung dapat melihat lebih dari 1.600 karya oleh lebih dari 500 perupa dari 10 negara Asia. Pasalnya, karya-karya seni tersebut akan ditampilkan dalam 62 booth galeri, dengan 39 galeri berasal dari perupa di Indonesia dan 23 galeri untuk internasional atau mancanegara.

Tidak hanya itu, kali ini Art Jakarta hadir dengan berbagai segmen terbarunya. Ada AJ1 menjadi wadah bagi partisipan dari seluruh penjuru dunia untuk menampilkan karyanya. Lalu, Bali Art Scene sebagai segmen khusus bagi para perupa Bali. Tidak hanya itu, hadir pula karya-karya termutakhir NFT.

Menariknya, selain galeri besar yang menampilkan karya seni jagoannya, lewat Art Jakarta SCENE, para perupa dan kolektif muda mendapat kesempatan untuk menampilkan karya juga. Salah satu yang paling menarik ialah booth Social Note kolaborasi Uji Hahan, Umagumma, dan Black Hand Gank di Ubud. 

Social Note, salah satu booth yang paling mencolok dalam SCENE menjual lembaran mata uang hasil cetak seni grafis buatan para perupa. Mata uang dijual dalam pecahan 150, 200, 300, dan 500.

Di samping itu, bagi kalian yang akan hadir membawa sang buah hati dapat bergembira dan tenang karena pekan seni ini turut menghadirkan segmen lain yang ramah bagi anak-anak. Pameran yang diselenggaran sejak hari ini hingga Minggu, 28 Agustus esok dapat jadi pilihan untuk isi akhir pekan.

Berkolaborasi dengan perupa Meliantha Muliawan, segmen AJ Play memberi kesempatan untuk anak-anak mengkreasikan potongan kertas berbentuk kupu-kupu dan memajangnya di sekitar ruangan. 

“Saya gembira dan optimistis acara ini terlaksana setelah dua kali tertunda akibat pandemi, juga karena rekanan kami, baik galeri, sejumlah badan usaha, maupun rekan-rekan seniman dan kolektor, semua bersemangat terlibat dan berperan serta,” ujar Direktur Artistik Art Jakarta Enin Supriyanto.

“Ini membangkitkan semangat kita bersama. Terbukti bahwa ekosistem seni rupa kita punya daya tahan dan cepat bergiat kembali. Semoga semangat ini juga sampai kepada pengunjung umum, saat mereka menikmati dan mengapresiasi beragam karya seni rupa yang tampil di Art Jakarta kali ini,” pungkasnya.