Dikira produk Jepang, Miniso akan ubah penampilan

Perusahaan retailer asal Cina, Miniso Group Holding Ltd meminta maaf atas positioning merek dan kampanye pemasaran yang menggunakan style Jepang. Pasalnya, hal itu bikin masyarakat berpikir bahwa Miniso adalah merek desainer Jepang, sedangkan aslinya mereka ialah buatan China.

Melansir Channel News Asia, hal ini bermula ketika akun Instagram Spanyol milik Miniso mengunggah foto boneka Miniso yang disebut sebagai boneka Geisha asal Jepang pada awal Agustus lalu. Padahal, boneka-boneka tersebut sebenarnya mengenakan pakaian tradisional asal Cina, Qipao.

Alhasil, pengguna media sosial asal China kemudian mengkritik Miniso. Menurut mereka, perbuatan Miniso sengaja memanfaatkan popularitas rantai Jepang untuk menggaet pembeli lokal.

Atas hal tersebut, Miniso pun meminta maaf. Dalam akun Weibo miliknya, sejenis media sosial Facebook yang digunakan di China, Miniso meminta maaf atas kesalahannya pada Kamis, 18 Agustus. 

Pihaknya menuliskan bahwa selama ini, “Kami menggunakan positioning merek dan kampanye pemasaran yang salah selama hari-hari awal. Kami merasa menyesal dan bersalah.”

Mereka juga menjelaskan, sejak akhir 2015 hingga 2018, mereka mempekerjakan kepala desainer asal Jepang. Namun, sejak 2019 mereka telah menghilangkan berbagai elemen Jepang dalam produknya. 

Termasuk mendesain ulang logo dan tas belanjanya demi mengubah karakter Jepang menjadi Mandarin di lebih dari 3.000 outlet lokalnya. Pengawasan ini diperketat termasuk untuk unit-unit di luar negeri.

Tak hanya itu, Miniso juga dikabarkan akan merubah logo dan tidak bergaya Jepang lagi, termasuk mengubah papan nama dan dekorasi interior di lebih dari 1.900 tokonya di luar negeri. Perubahan ini diperkirakan akan rampung pada Mei 2023.

Perusahaan pun akan menghukum eksekutif senior dan seluruh yang terlibat dalam strategi pemasaran sebelumnya. Bahkan, ke depannya, kantor pusat akan bertanggung jawab atas semua media sosial Miniso di luar negeri.