Justin Bieber kenakan topi rajut karya Delsy Gouw dari Indonesia saat konser
Penyanyi Justin Bieber kembali ke atas panggung ketika sudah dinyatakan sembuh setelah di diagnosa sindrom Ramsay Hunt. Tampil dengan dilengkapi topi rajut buatan desainer asal Indonesia Delsy Gouw, Justin Bieber kembali melangsungkan Justice Tour mulai dari Italia pada Minggu (31/7).
Topi rajut dengan paduan warna biru, ungu, dan kuning itu ialah produk jenama Memorial Day milik Delsy. Berbagai aksesori fesyen buatan Delsy ternyata telah dikenakan sejumlah selebriti Hollywood ternama, seperti Rihanna, Kylie Jenner, Bella Hadid, hingga putri sambung Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Rupanya, Delsy Gouw ternyata adalah seorang mahasiswi Fashion Institute of Technology di Kota New York, dengan jurusan pemasaran dan periklanan. Ia telah merintis usaha Memorial Day sejak lama. Menariknya, awalnya ini merupakan wadah penjualan barang fesyen bekas pilihannya.
Ciri khas Memorial Day yang kerap dikenakan para selebriti adalah topi dan bikini. Tak hanya itu, Delsy pun kerap menjual tas buatan tangannya. Dengan menggunakan teknik crochet, kita dapat melihat karakter serta kombinasi warna yang kontras dan berani dari setiap hasil rajutan Delsy.
“Awalnya, saya memiliki toko vintage online bernama Memorial Day, tetapi karena Covid-19, saya tidak dapat menemukan apa pun dan berpikir, Apa lagi yang bisa saya lakukan? Kemudian merajut jadi hobi. Barang pertama yang saya buat dan jual adalah shoulder bag untuk sahabat. Lalu, berkembang jadi thong dan topi,” ujar Delsy.
Perempuan asal Bogor ini ternyata mempelajari rajut dari ibunya sejak umur sembilan tahun, hingga akhirnya rajutan Memorial Day diluncurkan pada November 2020 usai dirinya keluar dari pekerjaan lamanya.
Masing-masing topi buatan Delsy digandrungi sekitar Rp2,2 juta hingga Rp2,5 juta, sementara bikini set Rp2,8 juta. Delsy pun beroperasi dari rumah tinggalnya di Brooklyn, New York. “Operasional, logistik, dari awal sampai akhir, sejauh ini timnya cuma saya di sini, di Brooklyn,” kata Delsy.
Perkembangan bisnisnya yang cukup baik membuat produksinya mulai dibantu oleh ibu dan kakaknya di Bogor, yang kemudian dikirimkan setiap dua minggu sekali ke AS.