Menparekraf angkat Jember Fashion Carnaval jadi agenda pariwisata internasional
Perhelatan pawai fesyen Jember Fashion Carnaval 2022 baru berlangsung di Alun-alun Jember pada 6-7 Agustus lalu. JFC menampilkan busana-busana spektakuler yang kaya unsur budaya dengan memadukan unsur seni tari, seni rupa, dan seni musik lewat berbagai acara selama dua hari kemarin.
Tahun ini JFC angkat tema “The Legacy”, sebagai bagian dari perayaan dua dekade berlangsungnya JFC sejak diinisiasi oleh Dynand Fariz. Tahun sebelumnya, JFC digelar secara daring pada 2020 dan hybrid pada 2021, tetapi tahun ini pawai berskala internasional ini kembali hadir secara tatap muka seluruhnya.
Dalam sambutannya di JFC 2022 (7/8), Menteri Parekraf Sandiaga Uno bilang, karnaval ini akan jadi event kalender pariwisata internasional. Pasalnya, Sandiaga berpendapat Jember punya potensi ekonomi kreatif dan pariwisata, yang tak hanya terlihat dalam JFC tapi juga wisata alam, religi, maupun budaya.
Sabtu lalu, para penonton dapat menikmati hasil kolaborasi Yayasan Jember Fashion Carnaval dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam pawai Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI). WACI menyajikan keberagaman budaya Indonesia yang diikuti oleh berbagai perwakilan daerah, yaitu Malang, Nganjuk, Bandung Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Mandalika, dan Balikpapan.
Di hari yang sama, Pets Carnival turut diselenggarakan. Pawai yang menampilkan binatang peliharaan dengan kostum unik ini dibuat sejak 2018 dan jadi karnaval hewan pertama di dunia.
Tidak hanya itu, pada JFW 2022 juga ada Artwear Carnival yang menampilkan karya desainer, komunitas, dan jenama lokal yang berlangsung malam harinya, tepatnya malam Minggu. Keesokannya JFW dimeriahkan World Kids Carnival dengan pertunjukan fesyen tematik dan seni anak-anak berbakat.
JFC 2022 pun ditutup dengan acara puncak Grand Carnival yang berisi pawai 10 Defile mewakilkan tema Madurese, Mahabharata, Betawi, Majapahit, Garuda, Sriwijaya, Kujang, Aztec, Sasando, dan Poseidon.
Jember Fashion Carnaval telah menjadi kebanggaan bagi kota di Jawa Timur ini, meski pada awalnya ide Dynand Fariz untuk buat pawai sempat ditolak oleh Bupati Jember. Pada 2016, JFC menjadi Second Runner-Up pada International Carnaval de Victoria 2016 di Seychelles. Pada 2017, Jember dinobatkan sebagai Kota Karnaval bertaraf nasional dan internasional pertama oleh Kementerian Pariwisata.
Cikal bakal Jember Fashion Carnaval ternyata merupakan rumah mode Dynand Fariz yang dibuka sejak 1998. Dulunya, pawai busana diinisiasi Dynand untuk wadah ekspresi karyawan-karyawannya dalam mengapresiasi tren fesyen. Antusiasme publik terhadap pawai tersebut kemudian mengantarkan Dynand kepada ide untuk membuat JFC yang berlangsung hingga kini dengan tema berbeda tiap tahunnya.