Produsen alas kaki Indonesia ekspor ribuan sepatu Nike senilai Rp3,13 M ke Belanda

Produsen alas kaki tanah air, PT Pratama Abadi, baru saja melepas ekspor 6.700 pasang sepatu Nike ke Belanda pada Selasa, (13/9). Tak hanya itu, nilai transaksi ekspor disinyalir mencapai USD$211 ribu (Rp3,13 miliar). Prosesi pelepasan pun turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Melansir Bisnis.com (13/9), ekspor tersebut ialah kontainer ke-99 sepanjang 2022, dengan tujuan Eropa yang jadi tujuan ekspor kedua Nike Indonesia. Bahkan, Managing Director PT Nike Indonesia Joseph Warren mengungkap total ekspor perusahaan per tahun mencapai US$70 juta (Rp1 triliun). 

Rupanya, Nike Indonesia bermitra dengan pabrik PT Pratama Abadi Industri dalam memproduksi produk sepatunya yang berorientasi ekspor. Pasalnya, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 3,6 juta pasang sepatu per bulan dan nilai ekspor mencapai US$550 juta sepanjang tahun lalu.

Di samping itu, melansir CNN Indonesia (13/9), menanggapi keberhasilan produsen Indonesia, Mendag Zulkifli ungkap bahwa alas kaki masuk dalam industri padat karya yang jadi sektor penting.

Rupanya, hal itu karena sektor ini mampu menyerap banyak sumber daya manusia. Salah satu contohnya adalah pabrik rekanan Nike tersebut saja menaungi setidaknya 40 ribu tenaga kerja.

Dalam kesempatan sama, Mendag berharap agar perusahaan dapat memperluas lokasi pabriknya. Saat ini, pabrik dari PT Pratama Abadi Industri tersebar di Serpong, Sukabumi, Garut, dan Brebes.

“Saya kira perlu dipikirkan agar di Sumatra ada satu pabrik dan di Sumatra UMR-nya lebih murah dari Jawa,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan memberi saran lokasi untuk PT Pratama Abadi.

Melansir Bisnis.com, ternyata Kementerian Perdagangan sedang gencar berupaya menggenjot ekspor industri padat karya, seperti melalui perjanjian dagang dengan beberapa negara. Salah satu kesepakatan terbaru Kemendag adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Kesepakatan RCEP itu membuat Indonesia dapat lebih mengekspor barang karena terbebas pajak. 

“Kami pemerintah tentu akan mendukung sekuat tenaga yang bisa kami lakukan agar industri padat karya bertahan dan berkembang. Kami siapkan tollways-nya, agar dapat mempercepat perjanjian dagang itu yang CEPA antara Indonesia dengan Uni Eropa,” jelas Mendag Zulkifli. 

Kemendag juga telah meresmikan perjanjian Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA) yang resmi menjadi undang-undang. Selain itu, ada kerja sama European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement yang mempermudah proses ekspor barang ke Eropa.