Teluk Maya masih rusak usai 20 tahun syuting “The Beach”, studio dituntut ganti rugi
Pantai Teluk Maya masih mengalami kerusakan usai 20 tahun lebih akibat jadi lokasi syuting film “The Beach”. 20th Century Fox sebagai perusahaan yang memproduksinya pun dituntut bertanggung jawab.
Melansir The Guardian (13/9), Mahkamah Agung Thailand menguatkan putusan yang menyatakan Departemen Kehutanan Kerajaan wajib melanjutkan proyek rehabilitasi wilayah pantai yang rusak. Putusan tersebut dikeluarkan lebih dari 20 tahun setelah gugatan pertama diajukan pada 1999.
Selain itu, MA juga memerintahkan 20th Century Fox dan Studio film Thailand Santa International Film Productions menanggulangi kerusakan di pantai ikonik Thailand itu dengan menyediakan dana sebesar 10 juta baht atau sekitar Rp4,05 miliar.
Pasalnya, Teluk Maya yang berlokasi di pulau Phi Phi Leh, Thailand, mengalami kerusakan parah setelah dirombak total demi keperluan syuting film rilisan pada 2000 itu.
Bahkan, kru “The Beach” dikabarkan membayar empat juta baht atau sekitar Rp1,6 miliar untuk memperoleh izin syuting dari Departemen Kehutanan Kerajaan. Namun, mereka secara sembarangan mencabuti tanaman asli Thailand di sekitar pantai dan menggantinya dengan spesies baru.
Mereka juga membabat semak belukar yang berfungsi mencegah terjadinya erosi dan menggantinya dengan lusinan pohon palem untuk memberikan nuansa yang lebih “tropis”. Lagi-lagi, kru melakukanya tanpa izin pakar lingkungan.
Tentunya, tindakan itu menuai kecaman publik. Namun, sang tokoh utama Leonardo DiCaprio, yang kini terkenal sebagai aktivis lingkungan, meyakinkan pulau tersebut “akan semakin cantik” setelah dirombak.
Setelah syuting selesai, kru film berusaha mengembalikan kondisi pantai seperti sedia kala. Mereka pun menanam kembali semak-semak yang telah dicabut dan memasang pagar bambu di sepanjang pantai agar tidak terjadi erosi.
Namun, saksi mata menggambarkan bahwa pemandangan pantainya tak lebih dari “pagar bambu jelek dan tanaman yang sudah mati” dilansir dari The Guardian.
Kondisi pantai juga semakin memprihatinkan setelah film “The Beach” dirilis dan menjadi korban pariwisata massal. Teluk Maya kemudian ditutup pada 2018 dengan harapan pulih dari dampak kunjungan 6.000 orang setiap harinya.
Terlebih lagi selama pandemi global, seluruh Kepulauan Phi Phi terpaksa pulih. Ketika Thailand memberlakukan aturan perjalanan yang ketat, jumlah pengunjung pun menyusut hingga hampir nol. Teluk Maya kembali dibuka untuk turis pada awal 2022 dengan jumlah pengunjung yang dibatasi.
Sebagai tambahan, film “The Beach” menceritakan petualangan pelancong muda bernama Richard, di mana ia menemukan sebuah pulau yang masih asri dengan pemandangan pantai berpasir putih.