Pameran tunggal Entang Wiharso, lihat seni sebagai sumber pengetahuan
Entang Wiharso baru saja menuntaskan pameran tunggal bertajuk "Double Horizon" di Yogyakarta bersama Srisasanti Gallery. Pameran tersebut dibuka sejak 9 Juli hingga 4 September lalu.
Sesuai tajuknya yang berarti 'cakrawala ganda', salah satu perupa penting Indonesia ini mengangkat persoalan luas tentang politik, ekonomi, sosial dan budaya yang universal. Ini ialah hasil pengamatannya selama tinggal di dua tempat sejak 24 tahun yang lalu, yakni Amerika Serikat dan Indonesia.
“Perspektifnya, yang disajikan dalam bentuk karya seni, mengungkapkan hasrat batin akan kedamaian dan kehidupan yang adil bagi seluruh umat manusia,” jelas pihak Srisasanti Gallery kepada media.
Pasalnya, Entang Wiharso menyelidiki permasalahan dunia dengan mengamati naluri, emosi, kepercayaan, dan sistem kepercayaan manusia. Menurutnya, faktor-faktor tersebut lah yang mendorong langgengnya bentuk-bentuk rasisme, perbudakan, dan kolonialisme yang terlembagakan.
Entang yang mengartikulasikan keresahannya lewat karya lukis, patung dan instalasi berskala besar ini mengatakan, “Saya percaya seni adalah pengetahuan dan kita harus membaginya dengan orang lain."
Tak hanya itu, ada alasan Entang memilih lokasi pamerannnya. “Setelah menghabiskan sebagian besar dari tiga dekade terakhir di luar kota Jogja, bekerja di kancah nasional dan internasional, saya ingin berbagi dengan komunitas Jogja tempat saya tinggal dan bekerja,” ujar perupa kelahiran 1967 ini.
Karya-karya perupa penerima Guggenheim Fellowship 2019 dalam “Double Horizon” itu berisi kritik sosial politik, dan seksual. Gagasannya pun membantu mereka yang menyaksikan untuk bisa merasakan dan memahami problema cinta, kebencian, fanatisme, kepemilikan, dan tempat tinggal.
Entang menuangkan lewat karya yang menggugah dan 'nakal'. Motif-motif seperti mobil, pulau melayang, langit malam, lanskap luas jadi panggung narasi Entang tentang sejarah, geografi, dan keluarga.
Seperti deretan patung figur yang telentang di lantai, dengan pose dan simbol nan menggelitik. Karya berbahan dasar tembaga tersebut diberi judul "Expanded Dreams" dibuat pada 2011.
Tak hanya karya yang pernah dibuat, pameran itu pun menampilkan sejumlah karya terbaru Entang, seperti lukisan masif "Beautiful Boy" (2022) yang dibubuhi glitter sebagai material khasnya.
Sebagai informasi tambahan, Entang merupakan perupa multidisiplin berbasis di dua tempat, Rhode Island, Amerika Serikat dan Yogyakarta, Indonesia. Sepanjang karirnya, Entang telah melangsungkan lebih dari 45 pameran tunggal dan menampilkan karyanya di berbagai museum di dunia sejak 1995.