Festival Glastonbury jadi festival musik pertama dengan bangunan terbuat dari jamur
Sebuah paviliun baru, yang terbuat dari akar jamur, telah dipasang di Festival Glastonbury. Tim Silver Hayes meluncurkan proyek 6° yang bertujuan menginvestigasi pemanfaatan akar di industri kreatif.
Adalah Hayes Pavilion yang memiliki bentuk seperti angka enam untuk merepresentasikan bagaimana orang-orang saling terhubung dengan satu sama lain. Proyek tersebut dipimpin oleh Ben Price.
“Festival adalah kota mikro, apa yang dilakukan dalam skala ini dapat memberikan wawasan baru pada masyarakat,” ujar Price, melansir BBC, Senin (19/6).
Hayes Pavilion sendiri menandakan peringatan ke-10 dan evolusi Silver Hayes, sebuah area pada festival yang menghadirkan berbagai musik elektronik dan berbagai penampil naik daun.
Baca juga: Dikenal dengan karakter mematikan, nama Keanu Reeves diadopsi jadi bakteri antijamur
Festival pertama dengan bangunan terbuat dari jamur
Tidak hanya itu, ternyata Glastonbury akan menjadi festival musik pertama dengan paviliun yang terbuat dari biomaterial bernama miselium.
Paviliun tersebut ditopang dengan bingkai kayu, kemudian dilengkapi dengan render yang terbuat dari miselium atau bagian akar jamur.
“Akar miselium memiliki ratusan tegangan berbeda, tetapi kita telah memiliki tegangan khusus yang bekerja dengan baik apabila Anda mengikatnya dengan limbah agrikultur,” terang Price.
Ia kemudian menambahkan, “Tetapi di masa depan ini (miselium) dapat digunakan dengan jenis limbah lainnya, seperti plastik.”
Adapun pihak yang terlibat dalam proyek ini berlatar belakang dari institusi film, desain, sampai pendidikan, di antaranya ialah Central St Martins, the Royal College of Art, dan Bath Spa University.
Inspirasi di balik proyek 6°
Price kemudian turut mengungkap inspirasi di balik proyek 6°, yakni pemisah enam derajat.
“Semua orang saling terhubung dengan satu sama lain seperti bagaimana miselium merupakan hubungan dari akar-akar jamur di bawah tanah,” terangnya.
Ia pun menambahkan, “Orang-orang tidak ada yang tahu kekuatan yang dimiliki bahan ini (miselium) pada industri kita, yaitu memiliki potensi untuk mengubah masyarakat dengan banyak cara.”
Menurut Price, sudah banyak musisi yang tampil di atas panggung Glastonbury, tetapi baru ini akan merasakan tampil di Silver Hayes.
“Kami ingin merefleksikan kesempatan tersebut dengan ide-ide kami,” katanya lagi.
Tampilkan hasil riset hingga rilis dokumenter
Sebuah proyek riset terbaru dilakukan untuk menemukan berapa lama paviliun tersebut dapat berdiri. Pasalnya, miselium merupakan material yang mudah terurai.
Tim Silver Hayes turut mengutarakan kesadarannya akan dampak negatif dari Festival Glastonbury pada perubahan iklim, seperti limbah berlebih, namun di saat bersamaan ingin menciptakan perubahan.
“Apa yang berbeda dengan festival kali ini dan proyek miselium adalah potensi untuk menemukan dan mencoba perilaku yang baru,” pungkas Sustainability Lead 6° Pauline Bourdon.
“Ketika Anda mendorong ide-de baru dan perasaan luar biasa saat bersama-bersama, perasaan terlibat dalam komunitas dan musik, Anda dapat mendorong banyak kesadaran sosial dan iklim,” lanjutnya.
Adapun paviliun tersebut nantinya akan menampilkan temuan-temuan melalui pameran untuk membuktikan bagaimana miselium dapat menggantikan polistiren dan plastik di industri festival.
Sebuah dokumenter juga akan diluncurkan di akhir proyek, barulah kemudian diikuti oleh Festival Glastonbury sebagai puncaknya.
Paviliun miselium tersebut akan menampilkan komposisi seni suara imersif oleh akademisi dan musisi Brian d’Souza (Auntie Flo) dan bintang baru Manchester, Or:La.
Proyek 6° akan segera dibuka bagi para penikmat festival musik mulai 21 Juni dan berlangsung sampai 25 Juni di Worthy Farm, Pilton, Somerset, Inggris.