TFR

View Original

Branding: Definisi, manfaat, dan strategi penerapannya

Dalam berbisnis, kamu mungkin sering mendengar istilah branding, bagaimana perusahaan atau sebuah merek sebenarnya bukanlah menjual produk, melainkan menjual pengalaman, perasaan, ataupun ideologi.

Pemahaman demikian yang telah umum di dunia bisnis biasanya diterapkan sebab sebuah merek ingin konsumennya bisa mendapatkan pengalaman tertentu ketika menggunakan atau mencoba produk yang dibelinya.

Kemampuan untuk mengontrol pengalaman pembelian ini merupakan apa yang disebut sebagai branding.

Pengertian branding

Melansir Hubspot, brand merupakan identitas dan cerita dari sebuah perusahaan yang membuatnya, agar lebih menonjol dari kompetitor yang menjual produk atau layanan serupa.

Tujuan dari dibentuknya branding ini adalah untuk memperoleh ruang dalam pikiran audiens yang menjadi target, sehingga produk atau layanan yang ditawarkan bisa menjadi opsi preferensi mereka.

Brand juga merupakan cara paling efektif bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan visi mereka.

Sementara itu, branding merupakan proses menciptakan identitas dari sebuah perusahaan. Dalam proses ini, brand atau merek dapat menyampaikan bahan-bahan yang dapat mendukungnya, seperti logo, tagline, desain visual, ataupun tone of voice.

Bisa dibilang, branding merupakan proses riset, pengembangan, dan penerapan fitur khusus pada perusahaan agar konsumen dapat mengasosiasikan merek tersebut dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Branding dapat dilakukan di caption media sosial, pilihan palet warna pada billboard, sampai pilihan bahan yang digunakan pada kemasan produk. 

Perusahaan yang dapat menciptakan merek kuat paham bahwa identitas brand mereka harus ada di berbagai aspek. Lebih dari sekadar label, mereka harus memastikan konsumen akan memilih produknya dari sekian banyaknya pilihan.

Baca juga: Bagaimana pekerja kreatif perempuan di Indonesia mengarungi industri fesyen

Branding berbeda dengan marketing

Walaupun keduanya sering kali digabungkan dalam satu disiplin, namun branding dan marketing (pemasaran) sebenarnya memiliki perbedaan.

Keduanya memang sama-sama esensial untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis dan harus berjalan secara selaras agar bisnis dapat bertumbuh.

Secara garis besar, branding merupakan identitas perusahaan, sementara pemasaran meliputi taktik serta strategi yang mengkomunikasikan visi tersebut.

Jika branding dilakukan untuk mendukung identitas merek, maka pemasaran dilakukan untuk mempromosikan produk, konsumen, sampai inisiatif lainnya demi meningkatkan jumlah penjualan.

Manfaat branding

Ada banyak manfaat dari memiliki branding bagi bisnis, beberapa di antaranya yang paling utama ialah:

1. Memengaruhi keputusan pembelian

Branding dapat menjadi faktor penentu keputusan bagi konsumen sebelum membeli sebuah produk. Faktanya, sudah banyak riset dan survei yang menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih untuk membeli dari merek yang memiliki misi atau tujuan yang baik atau sejalan dengannya.

Dalam survei Razorfish yang dilakukan pada 2021 lalu, hal ini dikarenakan konsumen akan merasa menjadi sosok yang lebih baik ketika mereka membeli dari merek tersebut.

2. Menciptakan identitas bagi bisnis

Lebih dari sekadar produk atau layanan, branding dapat memberikan bisnis yang kamu dirikan identitas.

Dengan begitu, konsumen dapat merasa terhubung dengan merek yang dibelinya, alih-alih hanya fokus pada produk atau layanannya.

3. Membantu konsumen mengingat bisnismu

Manfaat selanjutnya ialah, branding membuat sebuah bisnis menjadi memorable alias lebih diingat oleh konsumen.

Dapat dikatakan bahwa branding merupakan “wajah” dari perusahaan yang membantu konsumen membedakan bisnis kamu dengan yang lainnya.

4. Meningkatkan pengiklanan dan pemasaran

Branding juga mendukung upaya pemasaran dan pengiklanan. Proses ini dapat membantu mempromosikan merek kamu agar lebih dikenali dan memberikan dampak.

Baca juga: PR dan pemasaran - mana yang lebih penting di era digital ini?

Strategi penerapan branding

Untuk membangun branding yang kuat, tentunya dibutuhkan berbagai strategi khusus, seperti di bawah ini:

1. Menentukan target audiens

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menciptakan branding yang kuat adalah dengan menentukan target audiens agar dapat menawarkan produk atau layanan yang terpersonalisasi.

Apabila merek kamu tidak selaras dengan audiens, maka akan sulit bagi brand untuk membangun kesadaran, pengakuan, kepercayaan, dan mendapat keuntungan.

Inilah mengapa merek harus melakukan riset pasar dan mempelajari target audiens serta persona pembelinya yang dapat memengaruhi keputusan branding.

2. Membangun misi

Memahami alasan kamu membangun bisnis dapat membantu membangun misi dan visi yang menggambarkan tujuan jangka panjang.

Sebelum menciptakan merek yang diakui dan dipercaya oleh target audiens, kamu harus bisa menunjukkan apa yang dapat ditawarkan oleh bisnis tersebut.

Artinya, setiap bagian dari merek, termasuk logo, tagline, citra, suara, sampai kepribadiannya harus sejalan dan bisa mencerminkan visi maupun misi.

3. Memahami nilai, kualitas, dan keuntungan dari produk yang ditawarkan

Kamu mungkin akan menemukan banyak kompetitor yang menawarkan produk atau jasa serupa. Oleh sebab itu, di sinilah pentingnya memiliki nilai, kualitas, dan keuntungan yang berbeda dari mereka.

Pastikan kamu memiliki keunikan pada ketiga aspek tersebut. Tak hanya mengenai fitur produknya, namun bagaimana produk atau layanan yang ditawarkan bisa memberikan pengaruh pada konsumen.

4. Menciptakan aset visual

Jika sudah memahami target audiens, maka selanjutnya adalah dengan menciptakan aset visual yang mencerminkan keunikan kualitas merek.

Logo, palet warna, tipografi, iconography, sampai komponen visual lainnya harus sesuai dengan brand guidelines.

Strategi ini bisa memastikan bahwa siapa pun yang menggunakan branding baru tersebut dapat melakukannya secara akurat dan konsisten.

5. Menciptakan brand voice

Terakhir, kamu bisa menentukan brand voice. Cara brand berkomunikasi dengan target pasar juga merupakan bagian dari branding

Dengan kata lain, kamu perlu mendefinisikan brand voice yang dapat menghubungkan brand dengan audiens guna menarik perhatian mereka.

Dalam hal ini, tone komunikasi brand harus konsisten, baik dalam bentuk kampanye iklan, konten atau caption Instagram, unggahan blog, sampai brand story.

Meskipun diperlukan waktu untuk memahami brand voice, brand bisa menciptakan suara yang menyenangkan dan menghibur bagi konsumennya.

Demikian berbagai hal mengenai branding yang perlu kamu ketahui dan pahami, mulai dari definisi, manfaat, sampai strategi penerapannya!

Baca juga:Merah-Putih: Strategi pemasaran memanfaatkan identitas