TFR

View Original

Studi membuktikan bahwa anjing suka genre musik reggae dan soft rock

Riset terbaru oleh Scottish SPCA dan Universitas Glasgow yang membahas bagaimana musik memengaruhi perilaku anjing menunjukkan hasil yang unik. 

Pasalnya, studi tersebut membuktikan bahwa anjing lebih menyukai musik reggae dan soft rock daripada genre musik lainnya.

Temuan itu diperoleh setelah para peneliti yang terlibat memasang berbagai variasi musik kepada anjing di pusat rehoming di Dumbarton, Skotlandia, untuk melihat perubahan fisiologis dan perilakunya.

Salah satu peneliti, Prof Neil Evans, mengatakan bahwa perubahan perilaku paling positif yang tampak pada para anjing yang menjadi subjek penelitian ialah ketika mereka memutar lagu reggae dan soft rock.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa dalam penelitiannya turut dijelaskan bagaimana setiap anjing memiliki selera musiknya masing-masing.

“Secara keseluruhan, tanggapan terhadap genre yang berbeda-beda menyoroti kemungkinan bahwa seperti manusia, anjing juga memiliki preferensi musik masing-masing,” ungkap Prof Evans, dikutip dari BBC, Kamis (12/1).

Baca juga: Justin Bieber jual katalog musiknya ke Hipgnosis Songs Capital senilai $200 juta

Daftar genre musik yang disukai anjing

Saat penelitian berlangsung, para anjing diputarkan lima genre lagu atau musik yang berbeda-beda, yakni soft rock, Motown, pop, reggae, dan klasik.

Studi tersebut menunjukkan bahwa anjing lebih banyak berbaring dan jarang berdiri ketika musik diputar, terlepas dari genrenya.

Namun, ketika detak jantung para anjing diukur, para peneliti menemukan adanya penurunan tingkat stres ketika mereka mendengarkan musik, khususnya soft rock dan reggae.

“Kami tertarik untuk mengeksplorasi efek memainkan genre musik yang berbeda-beda kepada anjing. Sangat jelas bahwa terdapat perubahan perilaku dan psikologi selama percobaan ketika anjing-anjing itu terpapar oleh musik yang bervariasi,” jelas mahasiswa doktoral Amy Bowman.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Scottish SPCA akan menyediakan sistem suara untuk seluruh kandang anjingnya.

“Di masa depan setiap pusat akan menyediakan playlist untuk teman berkaki empat kami, dengan harapan dapat melanjutkan penelitian terhadap spesies lain yang kami rawat,” kata Gilly Mendes Ferreira dari SSPCA.

Sebelumnya, badan amal kesejahteraan hewan Skotlandia pernah menerbitkan penelitian pada 2015 untuk menunjukkan dampak musik klasik terhadap perilaku anjing.

Seorang pemain cello di National Symphony Orchestra, David Teie, juga pernah mempelajari suara apa yang disukai kucing dan membuat musik yang menenangkan untuk hewan tersebut.