Mariah Carey secara resmi bukan “Queen of Christmas”

“All I Want for Christmas Is You” Mariah Carey bak menjadi lagu wajib selebrasi libur natal di seluruh dunia. Namun, itu terbukti tak cukup kuat untuk menjadikan Mariah Carey sebagai “Queen of Christmas”.

Pasalnya, Selasa (15/11) kemarin, Kantor Merek Dagang dan Paten Amerika Serikat (AS) secara resmi mengumumkan penolakannya terhadap ajuan merek dagang “Queen of Christmas” dari Mariah Carey.

Penyanyi yang dijuluki “Songbird Supreme” itu mendaftarkan merek dagang tersebut melalui perusahaannya, Lotion LLC, pada Agustus tahun ini. Pengajuan dilakukan untuk kebutuhan komersil, dengan argumen bahwa dirinya sudah dikenal dengan julukan “Queen of Christmas” secara mendunia.

Akan tetapi, nyatanya atas keputusan pihak berwenang AS di awal minggu ini, Carey tidak hanya resmi tak bisa memiliki merek dagang “Queen of Christmas”, tetapi juga akronim darinya, yakni “QOC”.

Pasalnya, melansir Page Six (15/11), keputusan Kantor Merek Dagang dan Paten AS itu merupakan kelanjutan dari penolakan penyanyi Elizabeth Chan terhadap proposal Mariah Carey. 

Dalam dokumennya, Elizabeth Chan menyatakan bahwa siapa pun, “tidak dapat memonopoli Natal,” dan Kantor Merek Dagang dan Paten AS sepakat dengan hal tersebut. 

Atas kemenangannya, Chan menyatakan, “Saya melakukan ini untuk melindungi dan menyelamatkan Natal. Natal bukan tentang satu orang - ini tentang semua orang.” 

Penyanyi dari album “The Queen of Christmas” dan “12 Months of Christmas” itu juga mengatakan, “Natal ialah tentang memberi, bukan mengambil, dan sangat salah  jika seorang individu berupaya untuk memiliki dan memonopoli sebuah nama seperti Queen of Christmas untuk kebutuhan materialistis.”

Di sisi lain, Louis Tompros selaku pengacara Elizabeth Chan mengungkap, “Ini adalah kasus klasik intimidasi merek dagang. Kami senang dengan kemenangan ini, dan senang bahwa kami dapat membantu Elizabeth melawan pendaftaran merek dagang Carey yang berlebihan.”