Dipha Barus ungkap kondisi ekosistem musik di Indonesia di IdeaFest 2022

Dipha Barus mengungkapkan kondisi ekosistem musik di Indonesia dalam salah satu talkshow bertajuk “Rethinking Creator Interdependency with the Ecosystem” di IdeaFest 2022 pada Jumat (25/11) lalu.

Dalam acara yang dipandu oleh co-founder TFR Christine Laifa tersebut, dibahas mengenai peran dan berbagai aspek dalam ekosistem musik tanah air berdasarkan sudut pandang serta pengalaman Dipha.

Menurut DJ yang juga komposer dan produser itu, saat ini ekosistem atau industri musik di Indonesia sudah memiliki regulasi yang cukup jelas dan berpihak pada orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Dipha mengaku bersyukur karena saat ini Indonesia sudah memiliki lembaga yang menaungi perihal hak cipta dan royalti para kreator. Misalnya saja dengan kehadiran Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) yang menangani pengumpulan royalti dan hak cipta penggunaan lagu di Indonesia.

“(Industri musik di Indonesia) menuju adil. Sekarang sudah ada lembaga kolektif yang mengurus performance right dari si para kreator atau pembuat lagunya. Bagi gue itu sangat kemajuan,” ujar Dipha.

“Akhirnya sekarang kreator mendapatkan kesejahteraan yang adil,” tambah musisi yang bergabung dengan Ultra Music itu saat ditanya mengenai sistem terkait hak cipta yang diterapkan saat ini.

Meski, berdasarkan pengalamannya, jika dibandingkan dengan industri musik luar negeri seperti Amerika Serikat, masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar ekosistem di tanah air makin baik lagi.

Pasalnya, Dipha resmi bergabung dengan label musik asal New York, AS, sejak 2019 lalu. Meskipun, dirinya menyebut saat ini kondisinya sudah cukup memuaskan dan bisa dibilang berdampak positif.

“Bagi gue walaupun si kreator belum 100% benar-benar dapat royalti, ini sudah menuju adil. Dampaknya nantinya musisi-musisi di Indonesia punya kesejahteraan hidup yang nggak cuma penyanyinya yang kesejahteraan hidupnya terjamin, tapi orang-orang di belakang layarnya juga,” pungkas Dipha.