Media sosial baru pendiri Twitter Jack Dorsey bisa kontrol algoritma sendiri
Belum sampai seminggu setelah Elon Musk membeli Twitter, pendiri dan mantan CEO platform burung biru tersebut Jack Dorsey sudah meluncurkan media sosial baru bernama Bluesky Social.
Tidak hanya itu, melansir Business Insider (30/10), perusahaan blockchain milik Jack Dorsey pun telah mengumumkan bahwa saat ini pihaknya tengah mendaftarkan pengguna untuk tahap pengujian beta.
Bahkan, hanya dalam waktu dua hari, sudah ada 30.000 pengguna yang mendaftar di Bluesky Social.
Pasalnya, para pengguna masih bisa mendaftar jika ingin bergabung dengan aplikasi terbaru besutan Dorsey tersebut untuk menjadi pengguna beta, sebelum secara resmi tersedia bagi umum.
Sekadar informasi, Bluesky Social merupakan platform yang memberikan kebebasan bagi para kreator dan pengembang untuk merancang serta memilih sendiri pengalaman yang ingin dirasakan.
Berbeda dengan platform media sosial (medsos) lainnya, salah satu keunggulan dari platform ini adalah teknologinya yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol sendiri algoritmanya.
Meski belum ada informasi rinci, pihak perusahaan mengumumkan bahwa Bluesky Social akan mengusung teknologi Authenticated Transfer (AT) Protocol, yakni peningkatan dari Protokol ADX.
βAT Protocol adalah jaringan sosial federasi baru. Teknologi ini mengintegrasikan ide-ide dari teknologi terdesentralisasi terbaru ke dalam jaringan yang sederhana, cepat, dan terbuka,β ujar perwakilan Bluesky, sebagaimana mengutip dari Tribune (31/10).
Selain itu, Bluesky Social juga mengklaim bahwa teknologi tersebut memungkinkan pengguna untuk berpindah dari beberapa platform jaringan sosial melalui satu browser dalam aplikasinya.
Hal inilah yang memungkinkan pengguna Bluesky Social untuk mengontrol apa yang mereka lihat dan berapa banyak data yang diberikan ke platform sosial (pilihan algoritmik).
Lebih jauh, Bluesky Social memastikan kepada para penggunanya bahwa AT Protocol yang digunakannya bisa menjaga anonimitas mereka.
Sebelumnya, Jack Dorsey mendirikan Twitter 17 tahun lalu, tepatnya 2006, dan menjabat sebagai CEO sejak 2015 hingga November 2021. Ia mengundurkan diri dan posisinya digantikan Chief Technology Officer Twitter, Parag Agrawal, yang lantas dipecat usai Elon Musk mengambil alih perusahaan itu.