SHEIN diduga eksploitasi pekerja, The Rolling Stones ingin tarik izin lisensi
Baru saja produk kolaborasinya diluncurkan, band The Rolling Stones berniat menarik izin lisensinya dari jenama ritel multinasional, SHEIN akibat dugaan kekerasan tenaga kerja yang dilakukannya.
Pasalnya, melansir Fashion United (28/11), SHEIN meluncurkan koleksi The Rolling Stones terbarunya sebagai bagian dari selebrasi ulang tahun ke-60nya, pada Jumat (25/11) kemarin. Koleksi itu mencakup sederet kaos, kemeja, dan pakaian lainnya yang diberi harga sekitar €5 hingga €18 di Spanyol.
Namun, sebuah kanal berita Inggris iNews memberi peringatan pada band rock legendaris itu bahwa SHEIN melakukan kekerasan terhadap pekerjanya, dan kabar itu terdengar hingga The Rolling Stones.
Menurut sejumlah sumber, isu yang diangkat iNews kepada The Rolling Stones itu merupakan efek domino dari investigasi Channel 4, saluran televisi Inggris, yang menemukan bahwa pekerja SHEIN bekerja selama 18 jam perhari, dengan upah koin, tak sepadan dengan jam kerjanya.
Alhasil, menanggapi hal itu, seorang juru bicara band mengatakan kepada media bahwa mereka, “berterima kasih kepada iNews karena mengangkat,” kenyataan di balik jaringan ritel asal China itu.
“Kami tidak mau diasosiasikan dengan SHEIN, setelah mempelajari kenyataan yang terungkap di balik pekerja jaringan pemasok (SHEIN), dan (kami) telah meminta untuk memutus kerja sama,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kerja sama dengan SHEIN dijalin sebelum investigasi itu ditayangkan.
Menurut sumber yang sama, kolaborasi ‘SHEIN x The Rolling Stones’ tersebut dilakukan melalui Bravado International Group Merchandising Service, milik Universal Music Group yang memiliki hak cipta jenama Rolling Stones, juga portofolio musik dan video band itu sejak 2018 silam.
Meski belum ada kabar resmi tentang pemutusan kerja sama ini, ketika TFR mengunjungi situs jual beli SHEIN, koleksi “THE ROLLING STONES” tidak dapat diakses.