FTC gugat Microsoft untuk blokir akuisisi Activision Blizzard senilai $69 miliar
Komisi Perdagangan Federal (FTC) menggugat Microsoft untuk memblokir akuisisi Activision Blizzard senilai $69 miliar atau Rp1 kuadriliun pada Kamis (8/12).
Pasalnya, akuisisi perusahaan teknologi terbesar dalam sejarah itu dinilai dapat merusak persaingan pasar. Sebagai penerbit video game terbesar ketiga di dunia, akuisisi yang dilakukan Microsoft bisa berdampak negatif pada harga dan kualitas video game.
Lebih dari itu, dikutip dari CNN, FTC menilai pengalaman pemain di console dan layanan yang diberikan juga akan ikut berdampak.
Di sisi lain, presiden Microsoft Brad Smith mengatakan dalam pernyataannya bahwa kesepakatan yang diambil pihaknya dapat “memperluas kompetisi dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk gamer dan pengembang gim”.
Microsoft juga mengklaim sudah berkomitmen untuk mempertimbangkan kekhawatiran mengenai kompetisi pasar, termasuk dengan mengusulkan konsesi kepada FTC.
CEO Activision Bobby Kotick mengatakan dalam pesan kepada CNN bahwa gugatan FTC mungkin terdengar seperti peringatan, tetapi ia percaya bahwa kesepakatannya dengan Microsoft akan tetap berlanjut.
“Tuduhan bahwa kesepakatan ini merupakan anti-kompetisi tidak selaras dengan fakta-fakta yang ada, dan kami percaya akan memenangkan tantangan ini,” ungkap Kotick.
Tantangan merger ini mencerminkan kemunduran terbesar Microsoft karena secara agresif telah mendekati regulator di seluruh dunia untuk menyetujui kesepakatan tersebut. Menurut FTC, ini merupakan tantangan paling signifikan bagi industri teknologi sejak pihaknya menggugat Meta pada tahun 2020 lalu.
Kasus ini juga bisa menandakan titik balik mengenai bagaimana regulator dan pengadilan meninjau kesepakatan yang diajukan.
Pasalnya, memang kesepakatan dengan Activision akan memberikan Microsoft kontrol terhadap berbagai waralaba video game, termasuk “Call of Duty”, “World of Warcraft”, dan sebagainya, sehingga dapat memengaruhi industri ini secara keseluruhan di masa mendatang.
Di samping itu, Microsoft juga bisa memanfaatkan kepemilikannya terhadap Activision untuk meningkatkan harga atau mencoba menyalurkan pemain ke platform gim yang dikontrolnya, seperti Xbox atau Windows. Akuisisi ini turut memengaruhi pasar terkait layanan gim berbasis cloud.
Senada dengan FTC, berbagai pihak di Inggris dan Uni Eropa turut mengkhawatirkan kesapakatan ini lantaran dinilai dapat memengaruhi kompetisi di pasar.