Founder dan CEO Superdry buka kemungkinan jual perusahaan

Julia Dunkerton, founder sekaligus CEO jenama Superdry dikabarkan telah mempertimbangkan untuk menjual bisnis tersebut. Hal ini menyusul setelah harga sahamnya anjlok dalam setahun terakhir.

Bahkan, melansir Fashion United (12/12), Dankerton yang memegang 23,9% kepemilikan, di 2022 sudah mengadakan pembicaraan dengan perusahaan ekuitas swasta mengenai potensi penjualan.

Namun, apakah pengambilalihan dan penjualan bisnis tersebut akan benar-benar terjadi masih dipertanyakan.

Bisa begitu karena salah satu sumber yang dekat dengan bisnis tersebut mengatakan tidak ada pembicaraan aktif tentang kesepakatan pribadi dan tak ada penasihat yang ditunjuk untuk potensi penjualan ini.

Hal itu terjadi usai retailer ini bulan lalu mengumumkan bahwa mereka hampir menutup kesepakatan pembiayaan kembali senilai 70 juta pound karena ingin membayar hutang yang jatuh tempo pada Januari 2023.

Perusahaan pun telah bernegosiasi dengan Bantry Bay Capital Limited, perusahaan yang didukung hedge fund Amerika, Elliot Advisors, untuk menggantikan fasilitas pinjaman berbasis aset yang ada.

Tidak hanya itu, harga saham Superdry diketahui merosot lebih dari 60% pada tahun lalu dengan latar belakang ekonomi yang menantang yang berdampak pada industri retail mode yang lebih luas.

Padahal, perusahaan yang terdaftar di London itu dulunya salah satu merek kawakan di Inggris, tetapi dalam beberapa tahun terakhir terdampak oleh meningkatnya persaingan online dan pandemi COVID-19.

Bahkan, melansir Fashion Network (12/12), Dunkerton pun menyebut harga sahamnya amat murah. Setelah pandemi, sahamnya turun hingga 109p dan Senin lalu diperdagangkan di angka 106,6p. Meski begitu, rupanya itu adalah peningkatan yang disambut baik mengingat pada Jumat berada di 105,5p.