Well fashion, ketika pakaian menjadi wearable self-care

Tren “smart” clothing yang mulai dikenal beberapa tahun terakhir makin populer seiring dengan banyaknya perusahaan manufaktur yang mulai fokus menciptakan bahan pakaian untuk mempermudah hidup.

Misalnya saja yang baru-baru ini menjadi sorotan ialah bahan pakaian yang dapat mengatasi permasalahan tubuh seperti berkeringat. 

Adalah dry fit dan bahan antimikroba, bahan yang menggabungkan teknologi cerdas untuk mengatur suhu tubuh hingga mengumpulkan data menggunakan tanda-tanda vital.

Melansir SCMP, tren ini tengah menjadi ‘spotlight’ terbaru dalam dunia self-care dan kesehatan, terutama usai pandemi COVID-19.

Belakangan, makin banyak jenama fesyen yang bereksperimen dengan apa yang disebut dan dikenal dengan “well fashion”, yakni pakaian yang berfungsi sebagai wearable skincare atau perawatan kulit yang dapat dipakai.

Seperti namanya, jenis pakaian tersebut menawarkan manfaat untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit atau meningkatkan kesehatan seseorang.

Produsen bahan sekaligus pendiri Comfitknit asal Hong Kong, Kenneth Lau, mengatakan bahwa tren ini dilatarbelakangi oleh penggunaan pakaian yang sebenarnya berpotensi menimbulkan kerusakan kulit.

“Banyak orang yang memilih bahan pakaian karena tampilan estetikanya, tetapi ketika Anda sadar bahwa bahan tertentu menyentuh kulit ketika selama 24 jam per hari, dapat dipertanyakan apakah ini bagus untuk kita,” ujar Lau.

Ia kemudian mengatakan, “Kita mengkhawatirkan apa yang kita makan dan minum, dan bahkan produk yang kita aplikasikan di kulit, tapi bagaimana dengan pakaian yang kita kenakan?”.

Lau sendiri belum lama ini meluncurkan kaus yang diperuntukkan bagi penderita kondisi kulit kronis seperti dermatitis atopik lewat Comfiknit.

Kaus tersebut terbuat dari bahan yang menggunakan teknologi untuk mengatasi keringat dan menjaga tingkat kelembapan guna menjaga pH untuk kulit yang sehat dan kuat. 

Tak asal klaim, produknya bahkan sudah diverifikasi oleh sejumlah institusi penelitian, termasuk Graduate School of Biomedical Sciences di Nagasaki University, Jepang.

“Kami menggunakan bahan-bahan alami ke bahan pakaian untuk memastikan ia berfungsi seperti obat. Pakaian rajut tiga lapis kami menciptakan lingkungan yang tepat agar kulit dalam kondisi terbaiknya. Fungsinya permanen dan manfaatnya bersifat tetap,” katanya lagi.

Comfiknit bukan satu-satunya jenama yang menghadirkan inovasi ini, pasalnya jenama activewear asal Amerika Under Armour juga pernah meluncurkan lini bernama UA Rush yang dilengkapi dengan teknologi infrared untuk meningkatkan energi, kekuatan, dan ketahanan, serta menurunkan nyeri otot pemakainya.

Startup asal Amerika Lumition juga menawarkan produk yang tak kalah inovatif dengan mengubah cahaya matahari menjadi bermanfaat untuk kulit, seperti meningkatkan produksi kolagen dan mengurangi peradangan. 

Pakaian yang diluncurkannya menawarkan perlindungan dari efek sinar UV dan bisa memberikan rasa dingin pada kulit.

Selain ketiga jenama tersebut, masih banyak jenama pakaian lainnya yang sudah memaksimalkan teknologi dalam pakaiannya, biasanya hadir untuk loungewear atau activewear.

Menawarkan manfaat kesehatan pada pakaian memang dinilai dapat meningkatkan minat masyarakat untuk lebih memperhatikan pakaian yang dibelinya.