Penelitian baru mengungkap mainan populer anak zaman prasejarah

Selama beberapa abad belakangan ini, telah ditemukan ribuan macam batu yang terukir dengan gambar burung hantu di Semenanjung Iberia, yang kini merupakan Portugal dan Spanyol.

Artefak yang diperkirakan berasal dari 5.000 tahun dan lebih dari satu abad ini telah membuat banyak arkeolog kebingungan terkait fungsi dari batu tersebut. Menariknya, ternyata itu adalah mainan yang dibuat dan digunakan oleh anak-anak, sebagaimana ditemukan dalam penelitian terbaru.

Melansir CNN Style (2/12), sebelum adanya penelitian ini, banyak pihak yang berpikir bahwa batu-batu tersebut justru merepresentasikan para dewi serta digunakan untuk tujuan ritual.

Salah satu penulis riset tersebut yang juga merupakan peneliti di departemen sejarah seni di Complutense University of Madrid, Victor Díaz Nùñez de Arenas, mengatakan tampilan ukiran yang tidak beraturan membuat timnya yakin kalau batu itu bukanlah objek ritual.

Ditambah lagi, banyak dari batu itu yang ditemukan di rumah dan wilayah tanpa konteks ritual yang jelas.

Untuk menguji dan memastikan batu itu mainan, tim peneliti menganalisis 100 batu dengan ukiran yang diyakini adalah burung hantu karena punya ciri khas berbulu dan bermotif, wajah datar, paruh, dan sayap.

Para peneliti kemudian membandingkannya dengan 100 gambar burung hantu yang digambar anak-anak berusia empat sampai 13 tahun di sekolah dasar yang berada di barat daya Spanyol. Anak-anak tersebut diminta oleh guru mereka untuk membuat sketsa burung hantu dalam waktu kurang dari 20 menit.

“Kemiripan ukuran dengan gambar yang dibuat anak-anak masa kini sangatlah mirip. Salah satu yang mereka ungkapkan ke kami ialah bahwa anak-anak zaman prasejarah memiliki imajinasi tentang burung hantu yang sangat mirip dengan anak-anak zaman sekarang,” kata Díaz Nùñez de Arenas.

Akan tetapi,  Díaz Nùñez de Arenas mengatakan tidak mungkin untuk mengetahui bagaimana anak-anak zaman prasejarah bermain dengan burung hantu.

Meskipun, peneliti itu mengungkapkan bahwa banyak batu yang ditemukan memiliki lubang yang memungkinkan mereka untuk memasukkan bulu asli di bagian atas.

Selain bermain, mengukir burung hantu diperkirakan turut membantu anak-anak mempelajari keterampilan, seperti penggunaan pisau atau panah yang esensial dalam kehidupan sehari-hari kala itu.

Di sisi lain, batu tersebut juga bisa dipakai untuk bermain peran ritual, misalnya yang memungkinkan anak-anak berpartisipasi dalam upacara komunitas seperti penguburan, di mana mainan mereka merupakan tribute untuk mendiang tercintanya.

Adapun arkeolog Dr. Benna Hassett yang merupakan peneliti di University College London dan tidak terlibat dalam penelitian tersebut, setuju bahwa memang banyak objek dari zaman kuno yang memiliki bermacam-macam tujuan serta kegunaan.

“Kita perlu mengingat bahwa banyak hal yang mungkin dibuat dari bahan-bahan mudah hancur, seperti tali, bulu, dan kayu, sehingga ini alasan mengapa sangat jarang ditemukan sesuatu yang disalahartikan sebagai mainan,” kata Hassett yang juga penulis buku “Growing Up Human: The Evolution of Childhood”.