Selain di Indonesia, ini 6 startup hingga perusahaan luar negeri yang kena badai PHK

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) nyatanya tidak hanya terjadi pada startup-startup di Indonesia. Banyak startup asal luar negeri yang juga melakukan pengurangan sumber daya manusia demi penghematan. Pandemi COVID-19 pun masih menjadi salah satu alasannya.

Melansir dari layoff.fyi (30/6), PHK tertinggi sebenarnya terjadi pada masa-masa awal pandemi, yakni April hingga Mei 2020 dan jauh berkurang setelahnya. Namun, gelombang PHK kembali meningkat sejak Februari 2022 dan paling tinggi terjadi selama Mei hingga Juni 2022.

Pasalnya, data mencatat telah ada sebanyak 867 startups yang melakukan PHK terhadap 140.388 karyawan sejak 3 November 2020. Bahkan, pada Mei lalu ada 17 ribu karyawan yang terkena PHK di berbagai negara dan artinya ada lonjakan 350 persen dibandingkan April 2022.

Kali ini, melansir berbagai sumber, TFR telah merangkum beberapa startup besar di luar negeri yang tak bisa menghindari badai PHK dalam waktu dekat ini. Apa saja?

1. Uber 

Urutan teratas ada layanan jasa Uber, startup yang didirikan pada 2009 ini melakukan PHK terhadap 6.700 karyawannya pada Mei 2022 kemarin. Alasannya ditengarai pergeseran pasar dan perlu dilakukan penyesuaian, menurut keterangan CEO Uber, Dara Khosrowshahi, dalam email kepada karyawan yang diterima CNBC pada (9/5).

Untuk mengatasi pergeseran pasar atas sentimen investor terhadap hantaman pandemi COVID-19, Uber melakukan pemangkasan dana dalam pemasaran dan intensif. Ambil sikap lebih tegas akan biaya, Uber memperlakukan perekrutan karyawan sebagai hak istimewa milik perusahaan serta bisa menentukan kapan dan di mana akan terjadi.

Sedangkan, melansir lama Crunchbase (29/6), ternyata Uber memperoleh pendanaan terakhir pada September 2020 sebanyak $25,2 miliar dari hasil IPO.

2. Getir

Getir, startup instant delivery dari Istanbul yang berdiri sejak 2015 ini melakukan PHK terhadap 4.480 karyawan pada Mei 2022 kemarin. Pihak Getir mengatakan, mereka akan memotong biaya promosi, pemasaran, dan ekspansi tapi tidak akan menarik diri dari negara manapun.

Pasalnya, meningkatnya inflasi dan memburuknya makro ekonomi seluruh dunia mendorong berbagai perusahaan, termasuk Getir untuk melakukan PHK. Tak hanya itu, di Istanbul sendiri persentase PHK mencapai 14% dan akan berbeda di setiap negara lainnya.

Keputusan ini disayangkan karena melansir Techcrunch (17/3), pada Maret 2022 lalu Getir baru menerima pendanaan sebesar $768 juta dan menaikkan valuasinya ke angka $12 miliar.

3. Klarna

Pada Mei 2022 lalu, raksasa pembayaran Swedia, Klarna juga melakukan pemangkasan ratusan pegawainya. Informasi itu datang berselang beberapa hari setelah Wall Street Journal melaporkan perusahaan akan memangkas valuasinya untuk menggalang modal baru.

Melansir The Verge (23/6), sekitar 10% pekerja atau 700 orang dari total sekitar 7000 karyawan terkena PHK. Hal ini berpotensi memengaruhi seluruh domain dan kantor di seluruh dunia. Sedangkan, CEO Klarna Sebastian Siemiatkowski menyampaikan hal tersebut kepada karyawan dalam pesan video yang direkam sebelumnya. Menurutnya, perang di Ukraina terungkap, pergeseran sentimen konsumen, peningkatan tajam dalam inflasi, pasar saham yang sangat fluktuatif dan kemungkinan resesi adalah alasan di balik PHK.

Sebelumnya, startup financial technology ini memperoleh pendanaan senilai $639 juta atau setara Rp8,94 triliun pada Juni 2021 dan Gojek menjadi salah satu penyuntiknya.

4. Paypal

Selanjutnya, ada Paypal, perusahaan penyedia layanan keuangan online ini melakukan PHK terhadap 83 karyawannya pada Mei 2022. Kabar PHK muncul sekitar seminggu sebelum startup ini mengonfirmasi bahwa mereka menutup kantornya di San Francisco.

Melansir CNN (2/6), juru bicara Paypal mengungkapkan bahwa perusahaan terus mengevalusiasi cara mereka bekerja agar siap memenuhi kebutuhan pelanggan dan beroperasi dengan struktur dan proses terbaik demi mendukung prioritas bisnis strategis.

5. Clubhouse

Kabar berikutnya datang dari startup media sosial berbasis suara, Clubhouse yang populer pada 2021 lalu. Baru berdiri pada awal 2020 dan mendapat pendanaan besar hingga valuasinya mencapai $4 miliar, awal Juni 2022 kemarin Clubhouse diketahui melakukan PHK terhadap karyawannya, seperti yang dilansir dari Kompas (6/6).

Tidak diketahui pasti jumlahnya tetapi ada karyawan yang bahkan meninggalkan perusahaan secara sukarela demi mengejar peluang lain. Manajemen Clubhouse melaporkan PHK dilakukan untuk memperbaiki struktur perusahaan dan pembenahan fokus bisnis perusahaan.

6. Gorillas

Terakhir ada startup Gorillas yang melakukan PHK terhadap 300 karyawannya atau setara dengan setengah jumlah karyawannya di Berlin pada Mei 2022 kemarin. Tidak hanya itu, perusahaan juga menarik diri dari pasar di Italia, Spanyol, Denmark dan Belgia dan akan mengalihkan fokusnya ke pasar dalam negeri, Jerman, serta Prancis, Belanda, Inggris, dan AS.

Padahal, di sisi lain, startup yang baru berusia 2 tahun ini telah berhasil memperoleh pendanaan sebanyak $1,3 miliar dengan nilai valuasi mencapai $3 miliar pada Maret 2022.