Kanye West disebut utang biaya sewa pakaian sebesar Rp6 miliar
Baru menghadapi tuntutan atas tuduhan pengambilan sampel tanpa izin, kini Kanye West mendapat gugatan dari David Casavant Archive, layanan penyewaaan produk mode kelas atas. Melansir Billboard, Kanye disebut belum membayar biaya sewa hingga ratusan ribu dolar atau setara miliaran rupiah dan gagal mengembalikan lebih dari selusin item langka yang berharga.
Dalam pengaduan yang diajukan pada Selasa (5/7) di pengadilan Los Angeles, David Casavant Archive mengatakan bahwa Kanye berhenti membayar sewa pada akhir 2020 untuk 13 item berbeda yang masih ada pada dirinya. Jumlah biaya yang belum dibayar sebesar $221,810 atau sekitar Rp3,3 miliar.
Jika Kanye menghilangkan barang-barang tersebut, ia harus membayar biaya tambahan $195,100 atau sekitar Rp2,9 miliar. "Barang-barang itu semuanya langka, barang-barang berharga yang dihargai karena kelangkaannya dan pentingnya dalam sejarah mode,” tulis pengacara perusahaan tersebut.
“Mereka bukan komoditas sepadan. Biaya penggantian mencerminkan hilangnya sewa di masa depan, peluang pinjaman, publisitas, dan nilai yang hilang dari arsip secara keseluruhan. Setiap item yang hilang adalah bagian dari koleksi yang lebih besar yang memperoleh nilai dari kelengkapannya,” lanjutnya.
David Casavant Archive menjelaskan, pihaknya berhubungan baik dengan Kanye selama ini. Pihaknya menawarkan layanan konsultasi dan penyewaan baik kepada Kanye atau mereknya, Yeezy Apparel LLC. Jika Kanye ingin memakai barang lebih lama, ia hanya perlu membayar biaya sewa tanpa ada masalah.
Namun, sejak Kanye tidak mematuhi kesepakatan, Casavant Archive mengaku upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut menemui jalan buntu hingga memutuskan untuk menggugat sang idola.
"Terdakwa belum menanggapi secara bermakna terhadap banyak pertanyaan penggugat terkait saldo tergugat yang belum dibayar dan barang-barang yang hilang, merujuk penggugat kepada individu tanpa sepengetahuan atau wewenang untuk menyelesaikan perselisihan, atau menasihati penggugat untuk mengirim pertanyaan ke akun email yang tidak aktif," tulis perusahaan itu.