Sejarawan seni Arthur Brand temukan relik berisi darah Yesus yang dicuri
Arthur Brand, sejarawan seni Belanda yang dikenal sebagai “Indiana Jones of Art” untuk karyanya sebagai penyelidik kejahatan seni, menemukan relik Katolik kuno berusia 2.000 tahun yang telah dicuri dari Gereja Biara Fécamp di Normandia, Prancis. Dirinya menemukan bahkan tanpa mencarinya.
Betapa tidak, ketika pencurinya bahkan belum diketahui siapa, kurang dari sebulan peninggalan suci yang diberi nama “Precious Blood of Christ” itu tiba-tiba muncul kembali di depan pintu rumah Arthur.
Pasalnya, dalam relik tersebut terdapat botol timah yang berisi darah Yesus Kristus, yang konon diambil saat Yesus disalib. Berbentuk miniatur gereja berwarna dominan emas dan biru di beberapa bagian, relik tersebut dihiasi gambar Yesus saat disalib, patung kecil berbentuk malaikat, sejumlah simbol lain.
Sebelumnya, pencurian barang bersejarah itu terjadi pada 1 Juni 2022, yaitu beberapa minggu sebelum misa “Darah Berharga” di mana para peziarah turun ke biara untuk beribadah. Padahal, selama 1.000 tahun terakhir, relik tersebut aman disimpan di Gereja Biara Fécamp di Normandia, Prancis.
Dalam kasus ini, Arthur yang sudah menemukan ratusan karya seni tidak berupaya keras. Pasalnya, Arthur dihubungi seseorang tanpa identitas via email sekitar tiga minggu setelah relik tersebut dicuri.
"Ketika mereka menyadari apa itu, bahwa Anda sebenarnya tidak dapat menjualnya, mereka tahu bahwa mereka harus menyingkirkannya," ungkap Arthur kenapa AFP dilansir dari Artnews (13/7).
Arthur pun mengatakan, “Memiliki relik pamungkas, darah Yesus di rumahmu, dicuri, itu kutukan.”
Beberapa hari kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi pukul 22.30 waktu setempat. Arthur melihat dari balkon dalam kegelapan tampak sebuah kotak. Ketika ia membukanya, terdapat relik dan sejumlah benda liturgi lainnya.
"Tujuh sampai delapan persen karya seni yang dicuri dikembalikan dan sebagian besar rusak. Dalam kasus ini, menurut saya pencurinya tidak tahu itu benda apa," kata Arthur dilansir dari BBC.
Arthur pun menyerahkan relik tersebut kepada pihak kepolisian Belanda pada Selasa (12/7), yang akan memberikannya kepada otoritas Prancis untuk dikembalikan ke Biara Fécamp. Meski keaslian benda suci tersebut belum diperiksa oleh polisi atau ahli, tetapi Arthur yakin dengan keaslian mereka.
"Saya tidak ragu dalam pikiran saya bahwa itu adalah hal yang nyata. Benda-benda keagamaan hampir tidak mungkin untuk dipalsukan,” jelas Arthur.