Novelis kontroversial, Salman Rushdie ditikam 15 kali di acara terbuka
Penulis buku “The Satanic Verses” atau Ayat-Ayat Setan, Salman Rushdie kini tengah terbaring di rumah sakit, akibat 15 tusukan yang melukai organ vitalnya ketika menghadiri acara di Kota New York, pada 12 Agustus. Pasalnya, acara itu terbuka dan dihadiri ribuan orang.
Kejadian naas itu terjadi tak lama setelah Rushdie dipanggil pembawa acara ke panggung. Ketika turun, ia tak hanya ditikam, tetapi juga dipukuli dan ditinju. Naasnya lagi, ia ditikam 15 kali di tempat yang sama. Rushdie akhirnya mengalami luka parah di bagian dada dan leher.
Tak pelak, acara sastra itu kemudian justru berubah menjadi kejadian berdarah. Para penonton berhamburan dan petugas keamanan akhirnya mengamankan lokasi.
Andrew Wylie, Literary Agent dari Rushdie melaporkan bahwa saat ini kondisinya belum stabil dan masih menggunakan ventilator. Organ hati Rushdie rusak, beberapa saraf di bagian lengan putus, dan kemungkinan besar akan kehilangan penglihatannya. Bahkan, dr. Martin Hassel yang menangani Rushdie mengungkapkan bahwa luka novelis itu sulit untuk dipulihkan.
Tidak hanya Rushie, kejadian naas tersebut juga memakan korban lain, Henry Reese, seorang moderator yang mengalami luka pada bagian wajah dan saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Latar belakang Reese merupakan salah satu pendiri organisasi yang menawarkan tempat tinggal bagi para penulis yang kerap kali mendapat ancaman pembunuhan.
Mulanya, Rushdie dan Reese akan berbicara tentang Amerika yang akan dijadikan sebagai negara perlindungan bagi penulis dan seniman di pengasingan.
Karena karya-karyanya sering kali menghadirkan perdebatan di kalangan masyarakat, Rushdie hidup dalam persembunyian dan mengenakan nama samaran. Pasalnya, melansir Detik, baru pada 2001 lalu, sang novelis berani tampil ke publik dan bersuara.
Jaksa wilayah menilai serangan terhadap Rushdie sudah direncanakan. "Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan," kata Jason Schmidt.
Dalam sidang dakwaan yang digelar pada Sabtu (13/8), Hadi Matar disebut telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Rushdie. Schmidt mengatakan Matar melakukan langkah-langkah dengan sengaja menempatkan dirinya dalam posisi untuk menyakiti Rushdie.
Melansir CNN Indonesia, langkah-langkah tersebut berupa memperoleh izin masuk ke acara tempat Rushdie akan memberikan kuliah, serta tiba lebih awal dengan membawa identitas palsu.