Hadirkan ratusan musisi tanah air, Pestapora satukan ekosistem musik Indonesia
Pagelaran musik Pestapora sukses kumpulkan musisi, seniman, hingga penikmat musik lintas genre bahkan generasi dalam kemeriahan selama tiga hari penuh di akhir pekan terakhir September 2022.
Pasalnya, sejak 23 hingga 25 September kemarin, setidaknya ada 174 solois maupun grup musik yang tampil di sepuluh area festival yang terdiri dari delapan panggung utama dan dua area pertunjukan lain.
Meski Pestapora adalah salah satu festival musik baru di tanah air, keberhasilannya patut diapresiasi. Betapa tidak, festival musik ini berhasil membuat ratusan musisi itu bertemu kembali, entah untuk menghibur para penonton yang telah meluangkan waktu atau justru menjadi penonton musisi lain.
Entah apa pun tujuannya, Rian D’Masiv mengapresiasi upaya dari penyelenggara festival ini. Menjadi pengisi panggung utama di deretan terakhir pada hari kedua, Rian pun mengutarakan harapannya.
“Karena Pestapora banyak musisi yang kumpul malam ini. Mungkin kalian nggak sadar tapi ekosistem musisi Indonesia ada di sini (Pestapora),” ujar vokalis dari band yang baru pulang dari Amerika itu.
Musisi yang bernama lengkap Rian Ekky Pradipta pun bilang di hadapan penonton, “Semoga musisi Indonesia bisa sejahtera dengan karyanya. Semoga musisi indo nggak perlu penggalangan dana.”
Rupanya, apa yang disampaikan Rian selaras dengan makna Pestapora itu sendiri. Sesuai namanya, festival ini adalah selebrasi setelah kurang lebih dua tahun tidak ada pertunjukan musik berskala besar.
Maka itu, sesuai tajuknya, Pestapora dengan arti ajang suka ria besar nan meriah di Gambir Expo, Kemayoran Jakarta Pusat, memberi napas segar bagi industri kreatif terutama gelait panggung musik yang terpaksa melesu akibat pandemi. Festival itu ada untuk penikmat hingga pelaku industri musik.
“Pestapora hadir untuk mewadahi banyak pelaku di dalam industri musik,” ujar Kiki Aulia Ucup selaku Direktur Boss Creator, promotor Pestapora, saat jumpa pers di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (16/9).
Dari hari ke hari pun, jumlah pengunjung festival itu tampak terus meningkat. Betapa tidak, Ucup bahkan dengan yakin mengatakan bahwa ada 25.000 pengunjung per hari di luar media dan pengisi acara. Dengan begitu, selama tiga hari ada sekitar 75.000 penonton yang ikut memeriahkan Pestapora.
Pasalnya, tak hanya musik pop dan jazz, genre yang dihadirkan selama acara sungguh beragam. Seperti pada hari pertama (23/9), penampilan band Slank dan pedangdut Inul Daratista berhasil mengundang antusiasme penonton yang berdendang hingga menari sepanjang pertunjukan.
Lantas, hari keduanya (24/9) lantunan dan koreo ciamik JKT48 tampak menggemparkan penonton. Bahkan, penonton grup musik perempuan ini dipenuhi lintas generasi yang dengan semangat memeriahkan penampilan JKT48. Lalu, ada lagi tembang kosidahan yang ditampilkan Nasida Ria.
Malam minggu itu pun ditutup kreasi Feel Koplo dan Diskoria yang membuat para penonton bernyanyi bersama semalam suntuk.
Pada hari ketiga, sejak Pestapora dibuka, Gambir Expo sudah dipenuhi pengunjung. Rasa rindu akan penampilan Maliq & D'essentials, Mocca, Monkey to Millionaire, hingga Last Child membuat penonton setia sedari siang di bawah terik matahari.
Di samping itu, gelaran Pestapora juga menunjukkan kemampuannya untuk menyoroti pegiat dan penggemar musik lintas skena. Seperti gegap gempita pengunjung yang memenuhi lorong lokasi beragam tenant, di hadapan "Pop Up Crowd Stage" ketika Silampukau bermain.
Juga pada hingar bingar dan ramainya penonton "Microgram Alternative Stage" yang dikelola manajemen musik asal Bandung Microgram, ketika band Dongker beraksi pada Minggu malam.
Tak hanya memberi semangat baru bagi industri musik, festival Pestapora menjadi fasilitas nan inklusif bagi kreator dan wirausaha lokal, hingga penonton. Seperti bagaimana festival ini memberikan tempat aman dan nyaman bagi anak-anak di “Pop Up Daycare”, serta stand untuk beragam gerai bisnis lokal.