Museum of Broken Relationship, tampilkan ratusan barang mantan

Mulai dari gaun pengantin yang gagal nikah hingga potongan gimbal rambut mantan yang masih disimpan, dipamerkan secara permanen di Museum of Broken Relationship (Museum Putus Cinta).

“Museum of Broken Relationship adalah ruang publik fisik dan virtual dengan tujuan untuk mengumpulkan dan membagi kisah putus cinta anda dan benda-benda simbolis,” tulis keterangan museum dalam situs resmi proyek yang berada di Ibukota Kroasia, Zagreb itu.

Mengusung tema, “lika-liku mencintai dan kehilangan,” proyek ini diinisiasi oleh sepasang mantan kekasih. Mereka adalah produser film Olinka Vištica dan perupa Dražen Grubišić asal Kroasia. 

“Ketika kami mau putus, kami berdiskusi tentang apa yang harus dilakukan terhadap benda-benda yang kami tinggalkan. Beberapa hal memang mudah, seperti TV, pasti kami akan menggunakannya lagi,” ujar Grubišić tentang pemantik dibuatnya museum putus cinta itu, dikutip dari Westword beberapa tahun lalu.

Lantas, dalam benak mereka mencuat pertanyaan, “Bagaimana dengan benda-benda tanpa fungsi yang adalah simbol cinta dan kasih sayang momen tertentu. Apa yang harus kami lakukan?”

Alhasil, pada 2006 mereka membuat proyek Museum of Broken Relationships yang awalnya hanya menampilkan kenang-kenangan mereka semasa pacaran. Perlahan, koleksinya terus berkembang. 

Betapa tidak, ternyata, para wisatawan museum tidak hanya menikmati apa yang dipamerkan tapi diperbolehkan menyumbang koleksi kenang-kenangan dari hubungan cinta yang kandas milik mereka. 

Tiap benda yang dipamerkan pun dibubuhi penjelasan kisah putus cinta yang ada di baliknya.

Salah satu kisah paling memilukan dari koleksi museum tersimpan di balik gaun pengantin berwarna putih. Pasalnya, calon mempelai perempuan itu gagal menikah lantaran pasangannya meninggal di tengah serangan teroris di Istanbul, seminggu sebelum pernikahan di musim panas 2016 silam.

Di sisi lain, Museum of Broken Relationship juga menampilkan sederet benda-benda lainnya, mulai dari potongan rambut gimbal, kapak, hingga pengering rambut. 

Saking disambut baik oleh publik, museum itu telah melangsungkan tur pameran ke 60 lokasi di beragam belahan dunia. Mulai dari Perancis, Amerika Serikat, Australia, hingga Jepang pernah disinggahi.

Tidak hanya itu, mereka berhasil memenangkan penghargaan proyek museum paling inovatif dan berani di Eropa, dari EMYA Kenneth Hudson Award pada 2010 silam.

Baik untuk Vištica maupun Grubišić, mereka berharap museum itu dapat menjadi, “ruang aman untuk menyimpan segala emosi yang berhubungan dengan benda-benda tersebut.”

Sebagai informasi, untuk mendatanginya ruang fisik museum itu terletak di Upper Town Kota Zagreb, pengunjung dikenakan biaya sebesar kn50 (sekitar Rp110.000). Akan tetapi, pengunjung juga dapat menikmatinya lewat situs daring interaktif yang dapat dinikmati tiap saat.

Art, EventHaiza PuttiComment